Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perlawanan Kerajaan Banten terhadap VOC: Permainan Politik Adu Domba VOC

SAMSULNGARIFIN.COM - Pada postingan kali ini kita akan membahas tentang perlawanan Kerajaan Banten terhadap VOC. Intrik politik yang terjadi di internal Kerajaan Banten turut berpengaruh dalam perlawanan Kerajaan Banten terhadap VOC. Pihak VOC melancarkan politik adu domba untuk meruntuhkan perlawanan Kerajaan Banten. Mereka bersekongkol dengan Sultan Haji yang berambisi menjadi Sultan Banten. Sultan Haji khawatir bahwa tahta Kerajaan Banten akan jatuh ke saudaranya, Pangeran Arya Purbaya.

A. POLITIK ADU DOMBA VOC
Di tengah-tengah rakyat Banten mengobarkan semangat anti VOC itu, pada tahun 1671 Sultan Ageng Tirtayasa mengangkat putra mahkota Abdulnazar Abdulkahar sebagai raja pembantu yang lebih dikenal dengan nama Sultan Haji. Sebagai raja pembantu Sultan Haji bertanggung jawab urusan dalam negeri, dan Sultan Ageng Tirtayasa bertanggung jawab urusan luar negeri dibantu puteranya yang lain, yakni Pangeran Arya Purbaya. 

Pemisahan urusan pemerintahan di Banten ini tercium oleh perwakilan VOC di Banten W. Caeff. Ia kemudian mendekati dan menghasut Sultan Haji agar urusan pemerintahan di Banten tidak dipisah-pisah dan jangan sampai kekuasaan jatuh ke tangan Arya Purbaya. Karena hasutan VOC ini Sultan Haji mencurigai ayah dan saudaranya. 

Sultan Haji juga sangat khawatir, apabila dirinya tidak segera dinobatkan sebagai sultan, sangat mungkin jabatan sultan itu akan diberikan kepada Pangeran Arya Purbaya. Tanpa berpikir panjang Sultan Haji segera membuat persekongkolan dengan VOC untuk merebut tahta kesultanan Banten. Timbullah pertentangan yang begitu tajam antara Sultan Haji dengan Sultan Ageng Tirtayasa. 

Dalam persekongkolan tersebut VOC sanggup membantu Sultan Haji untuk merebut Kesultanan Banten tetapi dengan empat syarat: 
  1. Banten harus menyerahkan Cirebon kepada VOC, 
  2. Monopoli lada di Banten dipegang oleh VOC dan harus menyingkirkan para pedagang Persia, India, dan Cina,
  3. Banten harus membayar 600.000 ringgit apabila ingkar janji, dan 
  4. Pasukan Banten yang menguasai daerah pantai dan pedalaman Priangan segera ditarik kembali. Isi perjanjian ini disetujui oleh Sultan Haji. 
B. PERLAWANAN TERHADAP VOC
Pada tahun 1681 VOC atas nama Sultan Haji berhasil merebut Kesultanan Banten. Istana Surosowan berhasil dikuasai. Sultan Haji menjadi Sultan Banten yang berkedudukan di istana Surosowan. Sultan Ageng kemudian membangun istana yang baru berpusat di Tirtayasa. Sultan Ageng berusaha merebut kembali Kesultanan Banten dari Sultan Haji yang didukung VOC. 

Pada tahun 1682 pasukan Sultan Ageng Tirtayasa berhasil mengepung istana Surosowan. Sultan Haji terdesak dan segera meminta bantuan tentara VOC. Datanglah bantuan tentara VOC di bawah pimpinan Francois Tack. Pasukan Sultan Ageng Tirtayasa dapat dipukul mundur dan terdesak hingga ke Benteng Tirtayasa. Sultan Ageng Tirtayasa akhirnya meloloskan diri bersama puteranya, pangeran Purbaya ke hutan Lebak. Mereka masih melancarkan serangan sekalipun dengan bergerilya. Tentara VOC terus memburu. Sultan Ageng Tirtayasa beserta pengikutnya yang kemudian bergerak ke arah Bogor. Baru setelah melalui tipu muslihat pada tahun 1683 Sultan Ageng Tirtayasa berhasil ditangkap dan ditawan di Batavia sampai meninggalnya pada tahun 1692. 

Namun harus diingat bahwa semangat juang Sultan Ageng Tirtayasa beserta pengikutnya tidak pernah padam. Ia telah mengajarkan untuk selalu menjaga kedaulatan negara dan mempertahankan tanah air dari dominasi asing. Hal ini terbukti setelah Sultan Ageng Tirtayasa meninggal, perlawanan rakyat Banten terhadap VOC terus berlangsung. Misalnya pada tahun 1750 timbul perlawanan yang dipimpin oleh Ki Tapa dan Ratu Bagus. Perlawanan ini ternyata sangat kuat sehingga VOC kewalahan menghadapi serangan itu. Dengan susah payah akhirnya perlawanan yang dipimpin Ki Tapa dan Ratu Bagus ini dapat dipadamkan. 

Dengan mengetahui sejarah tentang perlawanan rakyat Banten pada masa Sultan Ageng Tirtayasa dalam melawan penjajah yaitu VOC, semoga kita bisa lebih memahami bagaimana perjuangan bangsa Indonesia ketika masih dalam masa kolonial, terutama pada masa penjajahan.

Demikian pembahasan tentang perlawanan Kerajaan Banten terhadap VOC. Terima kasih sudah berkunjung dan jangan lupa membaca artikel lain di samsulngarifin.com.

Posting Komentar untuk "Perlawanan Kerajaan Banten terhadap VOC: Permainan Politik Adu Domba VOC"