Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Peran Indonesia dalam Pendirian ASEAN serta Dampaknya di Bidang Politik dan Ekonomi Global

A. Sejarah Berdirinya ASEAN

Konvergensi kepentingan nasional di antara negara-negara ASEAN yaitu, stabilitas politik regional dan pembangunan ekonomi masing-masing negara. Hal ini yang mendorong lahirnya organisasi ASEAN. Pembentukan ASEAN didukung oleh 5 negara di wilayah Asia Tenggara. Malaysia berkeinginan bergabung dangan ASEAN, karena organisasi ini dianggap sebagai suatu cara untuk mendorong kerja sama regional terutama dengan Indonesia pasca konfrontasi 1963-1965. 

Singapura yang didominasi etnis Cina menunjukkan keinginannya menjadi anggota dengan maksud untuk memiliki identitas Asia Tenggara. Thailand tertarik bergabung dengan ASEAN karena organisasi baru ini dianggap merupakan kelanjutan dari ASA (Association of Souteast Asia) dengan keanggotaan yang lebih luas. Filipina bergabung dengan ASEAN karena ingin memiliki identitas Asia Tenggara. Indonesia melihat bahwa ASEAN merupakan pondasi politik luar negerinya.

Atas dasar persamaan kepentingan nasional, letak geografis, persamaan nasib,dan kebudayaan, pada tanggal 8 Agustus 1967 organisasi ASEAN dibentuk. Pembentukan ini didasarkan atas Deklarasi Bangkok yang ditandatangani oleh Adam Malik (Menlu Indonesia), Tun Abdul Razak (Menlu Malaysia), Narsisco Ramos (Menlu Filipina), S. Rajaratnam (Menlu Singapura), dan Thanat Koman (Menlu Thailand). Tujuan dari pendirian organisasi regional ini adalah untuk :
  1. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas keamanan di kawasan Asia Tenggara.
  2. Melakukan perluasan perdagangan, baik secara regional maupun internasional.
  3. Melakukan kerja sama aktif dalam bidang ekonomi, sosial budaya, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
  4. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara.
  5. Meningkatkan kerja sama untuk memajukan pendidikan, latihan, dan penelitian di kawasan Asia Tenggara.

B. Peran Indonesia dalam ASEAN

Peran Indonesia dalam ASEAN selain sebagai salah satu negara pemrakarsa, Indonesia juga merupakan negara yang terbesar di kawasan ASEAN. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang pertama diselenggarakan di Bali, Indonesia pada tanggal 23-24 Februari 1976. Sekertaris Jenderal pertama ASEAN dijabat oleh H.R. Darsono. Pembentukan ASEAN ini bertepatan dengan tengah berkobarnya konflik yang terjadi di Indo-China, yang melibatkan negara-negara besar, seperti Amerika Serikat, Prancis, Uni Soviet, dan Republik Rakyat Cina (RRC).

Peran besar Indonesia dapat dilihat pada masalah konflik Kamboja. Konflik Kamboja mulai timbul sejak pasukan Vietnam melakukan invansi ke Kamboja pada tanggal 25 Desember 1978, yang disusul dengan berdirinya Republik Rakyat Kamboja dipimpin oleh Heng Samrin yang pro dengan Vietnam. Dalam konflik tersebut, Vietnam didukung oleh Uni Soviet. 

Perhatian ASEAN pada konflik Kamboja mulai tampak pada tanggal 9 Januari 1979 Menteri Luar Negeri Indonesia, Muchtar Kusumaatmadja sebagai Komite Tetap ASEAN, mengeluarkan pernyataan agar dilakukan penghentiaan konflik senjata antara Vietnam dan Kamboja. Peran penting Indonesia di ASEAN dapat dilihat dalam penyelesaian konflik Kamboja yaitu dengan menyelenggarakan Jakarta Internastional Meeting (JIM) I dan JIM II. JIM I dilangsungkan di Bogor pada tanggal 25-28 Juli 1980 dan JIM II dilangsungkan di Jakarta Jakarta pada tanggal 20-21 Februari 1989.

Sejak awal berdirinya, ASEAN memiliki cara pendekatan yang berbeda dengan negara-negara maju yang pada umumnya mengedepankan pendekatan secara militer dalam mengatasi masalah konflik. ASEAN melakukan pendekatan melalui bidang ekonomi, sosial, dan budaya. Berdasarkan pendekatan inilah, ASEAN kemudian mempelopori pertemuan-pertemuan informal bagi pihak-pihak yang bertikai seperti dalam konflik Indo-China. Keanggotaan ASEAN bertambah dengan masuknya Brunei Darussalam dan Myanmar dan tiga negara dari wilayah Indo-China, yaitu Kamboja, Laos, dan Vietnam. Setiap negara anggota ASEAN dilarang mencampuri urusan dalam negeri masing-masing anggota. Peraturan ini berhasil mencegah konflik antarnegara di kawasan ini sehingga terwujudlah perdamaian di wilayah Asia Tenggara.

Peran Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia selaras dengan kebijakan politik luar negerinya yang bebas dan aktif. Hal ini tampaknya akan terus dipertahankan dalam semua kegiatan hubungan internasionalnya dengan negara-negara lain di dunia.

C. Dampak ASEAN dalam Bidang Politik dan Ekonomi Global

ASEAN memiliki forum tertinggi yaitu Konferensi Tingkat Tinggi (KTT). KTT ASEAN 1 diadakan di Denpasar, Bali pada tanggal 23-24 Februari 1976. Dalam KTT ini membahas perjanjian persahabatan dan kerja sama diberbagai bidang salah satunya kerja sama bidang ekonomi serta deklarasi kesepakatan ASEAN. Hal tersebut menjadi tonggak organisasi ASEAN untuk kedepannya. Selain itu, pertemuan

Guna mengembangkan perekonomian dan menciptakan integrasi ekonomi negara-negara anggota ASEAN diadakan kerja sama ekonomi. Kerja sama perekonomian ini mencakup sektor perindustrian, perdagangan, serta pembentukan ASEAN Free Trade Area (AFTA) atau Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN.

Sumber:
  • Herimanto dan Eko Targiyatmi. 2015. Sejarah Peminatan Kelas XII. Surakarta : Platinum
  • M. Habib Mustopo. 2014. Sejarah Peminatan Kelas XII. Jakarta: Yudhistira.
  • Mehdi Koesandi. Pengaruh Lingkungan Luar terhadap Sistem Politik Indonesia.
  • Ratna Hapsari dan M.Adil. 2013. Sejarah Kelas XII Peminatan Ilmu Sosial. Jakarta : Erlangga.

Posting Komentar untuk "Peran Indonesia dalam Pendirian ASEAN serta Dampaknya di Bidang Politik dan Ekonomi Global"