Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Peran Indonesia Dalam Penyelenggaraan KAA di Bandung Tahun 1955

SAMSULNGARIFIN.COM - Pada postingan kali ini kita akan mempelajari materi sejarah kelas XII tentang "Peran Indonesia Dalam Penyelenggaraan KAA di Bandung Tahun 1955". Indonesia yang menganut politik bebas aktif membuat Soekarno tidak ingin tergabung dengan Blok Barat atau Blok Timur pada masa awal Perang Dingin. Salah satu yang dilakukannya yaitu menggagas KAA (Konferensi Asia-Afrika) pada tahun 1955. Untuk lebih jelasnya, silakan simak pembahasan di bawah ini:

1. Munculnya Gagasan Penyelenggaraan KAA di Masa Perang Dingin

Pada modul ini kalian akan membahas bagaimana peran Indonesia pada penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika. Namun sebelum kalian bisa menganalisis peran Indonesia pada penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika, baca dan pahami apa yang melatar belakangi dan apa tujuan diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika (KAA). Dari pembahasan ini kamu akan mengetahui siapa yang memberikan usul atau penggagas diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika.

a. Latar belakang diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika

Pasti kalian ingin tahu mengapa diselenggarakan Konferensi Asia Afrika. Setelah berakhirnya Perang Dunia II, telah muncul dua kekuatan adidaya baru yang saling berhadapan, yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet. Amerika Serikat mempelopori berdirinya Blok Barat atau Blok Kapitalis (Liberal), sedangkan Uni Soviet memelopori kemunculan Blok Timur atau Blok Sosialis (Komunis). Dalam upaya meredakan ketegangan dan untuk mewujudkan perdamaian dunia, pemerintah Indonesia memprakarsai dan menyelenggarakan Konferensi Asia – Afrika. Usaha ini mendapat dukungan dari negara-negara di Asia – Afrika.

Pada tahun 1954, Perdana Menteri Sri Lanka (dulu bernama Ceylon) mengundang perwakilan negara Burma, India, Indonesia dan Pakistan untuk mengadakan pertemuan membahas masalah tersebut yang dikenal dengan Konferensi Kolombo. Indonesia diwakili oleh Perdana Menteri Indonesia saat itu Ali Sastroamidjojo. Presiden Soekarno pun menekankan pada Ali Sastroamidjojo untuk menyampaikan ide untuk menggelar Konferensi Asia Afrika. 

Pertemuan tersebut diharapkan akan membangun solidaritas negara negara Asia Afrika untuk bisa lepas dari konflik yang terjadi di negara masing-masing. Konferensi Kolombo yang dihadiri 5 negara tersebut berlangsung antara 28 April sampai 2 Mei 1954 dan membicarakan masalah-masalah yang menjadi kepentingan bersama. Usulan Ali Sastroamidjojo untuk menggelar Konferensi Asia Afrika pun disetujui oleh 4 perwakilan negara lain.

Dari latar belakang yang dijelaskan diatas, kalian bisa melihat peran Indonesia adalah sebagai penggagas diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika.

b. Tujuan diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika

Setelah mempelajari apa yang melatarbelakangi dilaksanakannya Konferensi Asia Afrika, pasti kalian ingin tahu, apa yang menjadi tujuan dari diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika di Bandung Tahun 1955. Sebelum KAA dilaksanakan, tanggal 28-31 Desember 1954 diadakan sebuah pertemuan persiapan di Bogor, Indonesia. Konferensi ini dihadiri oleh wakil dari lima negara yang hadir pada Konferensi Colombo sebelumnya.

Dalam pertemuan ini disepakati empat tujuan pokok KAA berikut ini:
  • Memajukan kerja sama antarbangsa Asia-Afrika demi kepentingan bersama
  • Membahas dan meninjau persoalan ekonomi, sosial, dan budaya
  • Membahas dan berusaha mencari penyelesaian masalah kedaulatan nasionalisme, rasialisme, dan kolonialisme
  • Memperkuat kedudukan dan peranan Asia-Afrika dalam usaha perdamaian dunia
Dari tujuan yang dipaparkan diatas, jelas bagi kalian bahwa Indonesia berperan dalam menggalang kerjasama bangsa di Asia Afrika dalam mewujudkan perdamaian dunia.

2. Pelaksanaan Konferensi Asia Afrika

Tahukah kalian bahwa Konferensi Asia Afrika yang pertama di gelar di Bandung pada Tahun 1955 adalah salah satu warisan Indonesia untuk perdamaian dunia. Secara diplomatik Indonesia mencoba melakukan pendekatan kepada 18 Negara Asia Afrika untuk mengetahui apakah ide pelaksanaan Konferensi Asia Afrika diterima atau ditentang. Gayung bersambut kebanyakan dari mereka menyambut baik ide ini dan memilih Indonesia sebagai tuan rumah konferensi tersebut.

Konferensi Asia Afrika yang dipelopori oleh 5 tokoh yang berasal dari perwakilan 5 negara yang mengikuti Konferensi Kolombo yaitu:
  1. Ali Sastroamidjojo (Perdana Menteri Indonesia), 
  2. Jawaharlal Nehru (Perdana Menteri India), 
  3. Mohammad Ali Bogra (Perdana Menteri Pakistan), 
  4. Sir John Kotelawala (Perdana Menteri Ceylon) dan 
  5. U Nu (Perdana Menteri Burma) 
Selain itu, KAA diikuti oleh 29 negara dan berlangsung antara tanggal 18 April sampai 24 April 1955 di Gedung Merdeka yang ada di kota Bandung, Jawa Barat. Konferensi ini juga dikenal sebagai Konferensi Bandung.

Indonesia menjadi salah satu pemrakarsa dan penyelenggara konferensi pertama negara-negara Asia dan Afrika yang tujuannya adalah menghimpun persatuan Negara-negara Asia-Afrika yang pada saat itu baru memperoleh kemerdekaan, mempromosikan serta meningkatkan kerja sama antar negara serta menentang segala bentuk penjajahan. Indonesia mempersiapkan kota Bandung untuk menjadi tuan rumah pertemuan tingkat tinggi. Gedung Concordia dan Gedung Dana Pensiun disiapkan sebagai tempat konferensi.

Demi memperkuat identitas dan semangat, nama Gedung Dana Pensiun diubah menjadi gedung Dwiwarna dan Gedung Concordia diganti menjadi Gedung Merdeka. Konferensi yang dipelopori oleh menteri luar negeri Indonesia pada saat itu, Ali sastromidjojo, beserta 4 pemimpin Negara lainnya Pakista, India, Bangladesh, dan Myanmar dilaksanakan di Indonesia yaitu di Gedung Merdeka Bandung. Untuk mengabadikan peristiwa sejarah penting tersebut, jalan protokol di Bandung yang terbentang di depan Gedung Merdeka diberi nama Jalan Asia Afrika.

Konferensi Asia Afrika tahun 1955 di Bandung menghasilkan 10 poin kesepakatan dan pernyataan yang dikenal dengan Dasasila Bandung. Secara umum hasil konferensi tersebut berisi tentang pernyataan mengenai dukungan bagi kedamaian dan kerjasama dunia.
Bandung sebagai hasil dari KAA 1955 memiliki nilai historis tinggi dan sangat berharga bagi masyarakat Asia-Afrika karena telah memasukkan prinsip-prinsip dalam Piagam PBB dan prinsip-prinsip Jawaharlal Nehru. Dari hasil yang dicapai terlihat jelas bahwa Indonesia telah berperan dalam memberikan dukungan bagi kedamaian dan kerjasama dunia".

3. Dampak Konferensi Asia Afrika terhadap Politik Global

Sebagai bangsa Indonesia kalian pasti bangga Indonesia telah berperan dalam menciptakan perdamaian dunia pada masa perang dingin. Tapi apakah peran yang telah diberikan oleh bangsa Indonesia telah berdampak terhadap politik global?

Konferensi Asia Afrika memiliki arti penting yang besar pengaruhnya terutama bagi negara yang cinta damai dan telah menaikan citra Indonesia di mata dunia internasional, khususnya bagi bangsa Asia Afrika yang mendambakan kemerdekaan dan perdamaian.

Dasasila Bandung juga dianggap sebagai akhir dari era penjajahan dan kekerasan terhadap suatu kaum (apartheid). Konferensi ini juga dianalogikan sebagai suatu badan yang berpendirian luas dan toleran, yang memberi kesan kepada dunia bahwa semua orang dapat hidup bersama, bertemu, berbicara, dan mempertahankan hidupnya di dunia ini.

Melansir Museum of The Asian-African Conference, Spirit Bandung juga menimbulkan perubahan struktur badan internasional Perserikatan Bangsa-bangsa atau PBB). Sehingga forum PBB tidak lagi menjadi forum eksklusif Barat atau Timur saja.

Konferensi Asia Afrika juga telah berhasil menumbuhkan semangat solidaritas di antara Negara-negara Asia Afrika, baik dalam menghadapi masalah internasional maupun regional. Menyusul Konferensi Asia Afrika banyak konferensi serupa diselenggarakan yakni Konferensi Islam Afrika Asia, Konferensi Setiakawan Rakyat Asia Afrika, Konferensi Mahasiswa Asia Afrika, Konferensi Wartawan Asia Afrika.

4. Dampak Konferensi Asia Afrika terhadap Ekonomi Global

Komunike akhir dari Konferensi ini menggarisbawahi perlunya negara-negara berkembang untuk melonggarkan ketergantungan ekonomi mereka pada negara-negara industri terkemuka dengan memberikan bantuan teknis satu sama lain melalui pertukaran ahli dan bantuan teknis untuk proyek-proyek pembangunan, serta pertukaran pengetahuan teknologi, dan pembentukan lembaga pelatihan dan penelitian regional.

Sumber:
- Modul Sejarah Kelas XII, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Posting Komentar untuk "Peran Indonesia Dalam Penyelenggaraan KAA di Bandung Tahun 1955"