Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kehidupan Manusia dalam Perubahan dan Berkelanjutan - Sejarah Kelas 10 SMA

KEHIDUPAN MANUSIA DALAM PERUBAHAN DAN BEKELANJUTAN

Materi Kehidupan Manusia dalam Perubahan dan Berkelanjutan - Pada postingan kali ini kita akan mempelajari materi "Kehidupan Manusia dalam Perubahan dan Berkelanjutan".

Materi tersebut merupakan materi pelajaran Sejarah Peminatan Kelas X SMA KD 3.2 menganalisis kehidupan manusia dalam perubahan dan keberlanjutan.
kehidupan manusia dalam perubahan dan berkelanjutan

A. Konsep Perubahan dalam Sejarah

Selaian membahas manusia atau masyarakat, sejarah juga melihat hal lain perkembangan, keberlanjutan/ kesinambungan, pengulangan dan perubahan. Perubahan ini dapat diartikan sebagai segala aspek kehidupan yang terus bergerak seiring dengan perjalanan kehidupan masyarakat. Heraclitus mengatakan “Panta rei”, artinya tidak ada yang tidak berubah, semuanya mengalir, masyarakat sewaktu-waktu bergerak dan berubah. Wertheim, menuliskan, History is a continuity and change (Sejarah adalah peristiwa yang berkesinambungan dan perubahan).

Perubahan dalam kehidupan manusia, apabila dalam masyarakat terjadi perkembangan secara besar-besaran dalam waktu yang relative singkat. Perubahan yang terjadi karena adanya pengaruh dari luar. Misalnya Revolusi Industri yang terjadi di Eropa, membawa perubahan dalam kehidupan umat manusia di dunia. Revolusi Industri menandai terjadinya titik balik besar dalam sejarah dunia, hampir setiap aspek kehidupan sehari-hari dipengaruhi oleh Revolusi Industri, khususnya dalam hal peningkatan pertumbuhan penduduk dan pendapatan rata-rata yang berkelanjutan dan belum pernah terjadi sebelumnya.

Berkaitan dengan perubahan, ada dua jenis perubahan yaitu evolusi dan revolusi. Berikut penjelasan menurut Soerjono Soekanto dalam Sosiologi Suatu Pengantar (2012: 269):

a. Evolusi
Evolusi adalah perubahan-perubahan yang memerlukanwaktu lama dan rentetan-rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat. Contoh evolusi perubahan fisik manusia purba dan perubahan kehidupan manusia dari berburu dan mengumpulkan makanan kearah bercocok tanam.

b. Revolusi
Revolusi adalah perubahan-perubahan social dan kebudayaan yang berlangsung dengan cepat dan menyangkut dasar-dasar pokok kehidupan masyarakat. Contoh revolusi antara lain Revolusi Agraria di Indonesia dan Revolusi Industri di Inggris.

Perubahan dalam kehidupan manusia juga ditentukan oleh beberapa faktor, baik faktor intern dan faktor ektern yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial, yaitu perubahan penduduk, penemuan-penemuan baru, konflik dalam masyarakat, dan pemberontakan.

1. Faktor Intern
a. Perubahan Penduduk
Perubahan penduduk berarti bertambah atau berkurangnya penduduk dalam suatu masyarakat. Hal itu bisa disebabkan oleh adanya kelahiran dan kematian, namun juga bisa karena adanya perpindahan penduduk, baik transmigrasi maupun urbanisasi. Transmigrasi dan urbanisasi dapat mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk daerah yang dituju, serta berkurangnya jumlah penduduk daerah yang ditinggalkan. Akibatnya terjadi perubahan dalam struktur masyarakat, seperti munculnya berbagai profesi dan kelas sosial.

b. Penemuan-Penemuan Baru
Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia akan barang dan jasa semakin bertambah kompleks. Oleh karena itu berbagai penemuan baru diciptakan oleh manusia untuk membantu atau memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Penemuan baru yang menyebabkan perubahan pada masyarakat meliputi proses discovery, invention, dan inovasi.
  • Discovery, yaitu suatu penemuan unsur kebudayaan baru oleh individu atau kelompok dalam suatu masyarakat. Unsur baru itu dapat berupa alat-alat baru ataupun ide-ide baru.
  • Invention, yaitu bentuk pengembangan dari suatu discovery, sehingga penemuan baru itu mendapatkan bentuk yang dapat diterapkan atau difungsikan. Discovery baru menjadi invention apabila masyarakat sudah mengakui, menerima, serta menerapkan penemuan baru ini dalam kehidupan nyata di masyarakat.
  • Inovasi atau proses pembaruan, yaitu proses panjang yang meliputi suatu penemuan unsur baru serta jalannya unsur baru dari diterima, dipelajari, dan akhirnya dipakai oleh sebagian besar warga masyarakat.
Suatu penemuan baru, baik kebudayaan rohaniah (imaterial) maupun jasmaniah (material) mempunyai pengaruh terhadap berbagai hal. Pengaruh itu mempunyai pola-pola sebagai berikut :
  1. Suatu penemuan baru menyebabkan perubahan dalam bidang tertentu, namun akibatnya memancar ke bidang lainnya. Contohnya penemuan handphone yang menyebabkan perubahan di bidang komunikasi, interaksi sosial, status sosial, dan lain-lain.
  2. Suatu penemuan baru menyebabkan perubahan yang menjalar dari satu lembaga ke lembaga yang lain. Contohnya penemuan internet yang membawa akibat pada perubahan terhadap pengetahuan, pola pikir, dan tindakan masyarakat
  3. Beberapa jenis penemuan baru dapat mengakibatkan satu jenis perubahan. Contohnya penemuan internet, e-mail, televisi, dan radio menyebabkan perubahan pada bidang informasi dan komunikasi.
  4. Penemuan baru dalam hal kebudayaan rohaniah (ideologi, kepercayaan, sistem hukum, dan sebagainya) berpengaruh terhadap lembaga kemasyarakatan, adat istiadat, maupun pola perilaku sosial. Contohnya pemahaman dan kesadaran akan nasionalisme oleh orangorang Indonesia yang belajar di luar negeri pada awal abad ke-20, mendorong lahirnya gerakan-gerakan yang menginginkan kemerdekaan politik dan lembaga-lembaga sosial baru yang bersifat nasional
c. Konflik dalam Masyarakat
Suatu konflik yang kemudian disadari dapat memecahkan ikatan sosial biasanya akan diikuti dengan proses akomodasi yang justru akan menguatkan ikatan sosial tersebut. Apabila demikian, maka biasanya terbentuk keadaan yang berbeda dengan keadaan sebelum terjadi konflik. Contohnya konflik antarteman di sekolah. Konflik dapat merubah kepribadian orang-orang yang terlibat di dalamnya, misalnya jadi murung, pendiam, tidak mau bergaul, dan lain -lain. Namun apabila orang-orang yang terlibat konflik sadar akan hal itu, maka mereka akan berusaha untuk memperbaiki keadaan itu agar lebih baik dari sebelumnya.

d. Pemberontakan (Revolusi) dalam Tubuh Masyarakat
Revolusi di Indonesia pada 17 Agustus 1945 mengubah struktur pemerintahan kolonial menjadi pemerintahan nasional. Hal itu diikuti dengan berbagai perubahan mulai dari lembaga keluarga, sistem sosial, sistem politik, sistem ekonomi, dan sebagainya.

2. Faktor Ekstern
a. Faktor Alam
Faktor yang Ada di Sekitar Masyarakat Berubah Bagi manusia, alam mempunyai makna yang sangat penting bagi kehidupannya. Misalnya alam mempunyai nilai estetika yang mendorong manusia untuk cinta pada alam, alam sebagai sumber penyediaan bahan-bahan makanan dan pakaian, serta alam menjadi sumber kesehatan, keindahan, dan hiburan atau rekreasi. 

Mengingat pentingnya alam bagi kehidupan manusia, maka sudah seharusnyalah kita menjalin keserasian hubungan dengan alam yang ada di sekitar kita agar tetap terjaga kelestariannya. Namun apa yang terjadi? Tidak jarang tindakan manusia justru mengakibatkan munculnya kerusakan alam. Misalnya tindakan manusia menebang hutan secara liar. Tindakan tersebut dapat menimbulkan banjir dan tanah longsor pada musim penghujan karena terjadinya pengikisan tanah oleh air hujan (erosi). Akibatnya banyak masyarakat yang kehilangan tempat tinggal, keluarga, dan sarana umum lainnya.

b. Peperangan
Peperangan yang terjadi antara negara yang satu dengan negara yang lain dapat menyebabkan terjadinya perubahan yang sangat mendasar, baik seluruh wujud budaya (sistem budaya, sistem sosial, dan unsur-unsur budaya fisik) maupun seluruh unsur budaya (sistem pengetahuan, teknologi, ekonomi, bahasa, kesenian, sistem religi, dan kemasyarakatan). Perubahan-perubahan itu umumnya terjadi pada negara yang kalah perang karena biasanya negara yang menang cenderung untuk memaksakan nilai-nilai, budaya, cara-cara, dan lembaga kemasyarakatannya kepada negara tersebut.

c. Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain
Terjadinya pengaruh kebudayaan masyarakat lain adalah sebagai berikut :
  1. Apabila terjadi hubungan primer, maka akan terjadi pengaruh timbal balik. Di samping dipengaruhi, suatu masyarakat akan memengaruhi masyarakat lain.
  2. Apabila kontak kebudayaan terjadi melalui sarana komunikasi massa seperti radio, televisi, majalah atau surat kabar. Dalam hal ini pengaruh kebudayaan hanya terjadi sepihak, yaitu pengaruh dari masyarakat yang menguasai sarana komunikasi massa tersebut.
  3. Apabila dua masyarakat yang mengalami kontak kebudayaan mempunyai taraf kebudayaan yang sama, terkadang yang terjadi justru cultural animosity, yaitu keadaan di mana dua masyarakat yang meskipun berkebudayaan berbeda dan saling hidup berdampingan itu saling menolak pengaruh kebudayaan satu terhadap yang lain. Biasanya terjadi antara dua masyarakat yang pada masa lalunya mempunyai konflik fisik ataupun nonfisik.
  4. Apabila dua kebudayaan bertemu salah satunya mempunyai taraf yang lebih tinggi, maka yang terjadi adalah proses imitasi (peniruan) unsur-unsur kebudayaan masyarakat yang telah maju oleh kebudayaan yang masih rendah.
Gerak sejarah menuju ke arah kemajuan yang tidak ada batasnya. Evolusi tak terbatas adalah tujuan manusia. Abad ke-18 dan 19 merupakan masa revolusi jiwa yang luar biasa, yaitu suatu revolusi yang mematahkan kekuatan heteronomi. Hukum siklus yang mengekang daya pencipta lenyap kekuatannya.

Jika digambarkan sebagai berikut: Gerak evolusi, Teori Gerak Evolusi Sejarah adalah medan perjuangan manusia dan cerita sejarah adalah epos perjuangan ke arah kemajuan.

Sistem yang dianut dalam penggolongan mahluk hidup adalah sistem yang berdasarkan evolusi, yang memperlihatkan kedekatan hubungan berbagai mahluk dalam evolusi. Evolusi biologis yang telah berlangsung buerjuta tahun tidak meninggalkan bukti-bukti yang legkap bagi kita sehingga dengan mudah dapat merekonstruksinya. Sehingga sangat tidak mengherankan jika ada perbedaan dalam menentukan batas-batas antar mahluk dan evolusinya.

Dengan ilmu pengetahuan, taknik, filsafat alam sekitarnya diselidiki dengan semangat evolusi. Mitos evolusi menjadi sumber dinamika yang dahsyat dan mengeluarkan manusia dari alam rohaniah. Evolusi berarti evolusi jasmaniah, evolusi kebendaan, evolusi duniawi, kefanaan, misalnya kemajuan teknik: kapal api, kereta api, pabrik, dsb.

Faham historical materialism menerangkan bahwa pangkal gerak sejarah ialah ekonomi, gerak sejarah ditentukan oleh cara-cara menghasilkan barang kebutuhan masyarakat (produksi). Cara produksi menentukan perubahan dalam masyarakat, perubahan itu ditimbulkan oleh pertentangan kelas. Gerak sejarah terlaksana dengan pasti menuju ke arah masyarakat yang tidak mengenal pertetangan kelas. 

Peristiwa sejarah yang terjadi adalah sebuah perubahan dalam kehidupan manusia. Sejarah mempelajari aktivitas manusia dalam konteks waktu. Perubahan yang terjadi pada masa lalu mempengaruhi kehidupan masa kini. Perubahan tersebut meliputi berbagai aspek kehidupan manusia seperti sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Masa lalu merupakan masa yang telah dilalui oleh suatu masyarakat selalu berkaitan dengan konsep-konsep dasar berupa waktu dan ruang.

Berkaitan dengan peristiwa sejarah yang merupakan perubahan dalam kehidupan manusia di masa lalu, John Dewey (1959) menganjurkan bahwa dalam penulisan sejarah harus menulis masa lampau dan sekarang. Sejarah harus bersifat instrumental dalam memecahkan masalah masa kini atau sebagai pertimbangan program aksi masa kini. Dengan kata lain John Dewey menyarankan bahwa sejarah harus dapat memecahkan masalah masa kini.

Pendapat Ibnu Khaldun tertuang dalam bukunya An Arab Philosophy of history translated and arranged by Charles: Sejarah ialah kisah masyarakat manusia atau kisah kebudayaan dunia, yaitu kisah perubahan-perubahan yang terjadi karena kodrat masyarakat itu seperti masa kebiadaban, masa saling membantu terus ke masa persatuan golongan, kisah revolusi, pemberontakan yang timbul antara bangsa dengan bangsa dan kisah kerajaan-kerajaan dan negara-negara yang timbul karena revolusi dan pemberontakan itu, kisah kegiatan dan pekerjaan manusia, yaitu pekerjaan untuk mendapatkan nafkah, atau kegiatan dalam macam- ilmu dan usaha, dan umumnya kisah dari perubahan yang terjadi karena kodrat manusia.

Revolusi adalah manifestasi perubahan sosial yang paling spektakuler. Revolusi menengarai guncangan fundamental dalam proses sejarah, membentuk kembali masyarakat dari dalam dan merancang lagi bangsa. Revolusi tidak membiarkan apapun seperti sebelumnya; revolusi menutup satu zaman dan membuka zaman baru. Pada saat revolusi, masyarakat mengalami puncak perannya, ledakan potensi transformasi diri. Pada bangkitnya revolusi, masyarakat dan para anggotanya seakan-akan dihidupkan kembali, hampir dilahirkan kembali. Dalam pengertin ini, revolusi adalah tanda kesehatan sosial. Karena muatan makna yang sarat ideologis, revolusi sering dirancukan dengan berbagai cara perubahan sosial lainnya. Revolusi memang perubahan yang cepat; tetapi tidak semua perubahan yang cepat disebut revolusi.

Ada banyak contoh bangsa-bangsa besar lahir dari puing -puing revolusi. Tetapi, pada saat yang sama, ada ketakutan akan kedahsyatan revolusi. Bayangan kita tentang revolusi itu ambigu. Pada satu sisi, revolusi dipandang sebagai pelita harapan, yang membimbing kita dari kegelapan status quo pada cahaya masa depan. Pada sisi lain, revolusi dilihat sebagai momok yang mengerikan, bersimbah darah, dan penuh adegan kekerasan (Sztompka, 2004).

Menurut Sztompka, paling tidak ada lima ciri yang membedakan revolusi dari jenis-jenis perubahan sosial lainnya:
  1. Revolusi menimbulkan perubahan pada skala yang paling luas; menyentuh semua tahap dan dimensi masyarakat: ekonomi, politik, budaya, organisasi sosial, kehidupan sehari-hari, kepribadian manusia.
  2. Pada semua bidang kehidupan ini, perubahannya bersifat radikal, fundamental, mencapai akar atau inti dari konstitusi dan fungsi masyarakat.
  3. Perubahan berlangsung dengan sangat cepat, seperti sebuah ledakan dinamika yang terbersit dari arus lamban proses sejarah.
  4. Revolusi juga menunjukkan perubahan yang paling kentara; karena itu paling dikenang.
  5. Revolusi menimbulkan reaksi emosional dan intelektual yang sangat istimewa pada para peserta atau saksi revolusi: semangat yang membara, ledakan mobilisasi massa, optimisme, perasaan perkasa, kegembiraan dalam keikutsertaan pada ‘pesta’ revolusi; aspirasi yang melangit dan utopia masa depan.
Perubahan sosial bisa dilakukan dengan revolusi atau people’s power. Revolusi atau people’s power merupakan bagian dari power strategy (strategi perubahan sosial dengan kekuasaan). Dan revolusi merupakan puncak dari semua bentuk perubahan sosial. Karena, ia menyentuh segenap sudut dan dimensi sosial secara radikal, massal, cepat, mencolok, dan mengundang gejolak intelektual dan emosional dari semua orang yang terlibat di dalamnya.

Strategi perubahan yang lainnya adalah persuasive strategy (strategi persuasif). Dalam strategi ini, media massa bisa sangat berperan. Karena, pada umumnya, strategi persuasif dijalankan lewat pembentukan opini dan pandangan masyarakat yang tidak lain melalui media massa. J.A.C. Brown memasukkan propaganda dalam strategi persuasif untuk melakukan perubahan social.

Ungkapan bahwa sejarah harus dapat memecahkan persoalan pada masa kini menjadi semakin jelas jika kita melihat situasi pada masa kini. Misalnya bencana banjir di beberapa kota di Indonesia. Apakah peristiwa itu berdiri sendiri terlepas dari apa yang terjadi di masa lalu? Atau memiliki kaitan dengan perubahan yang terjadi di masyarakat? Sehubungan dengan hal tersebut kita dapat menelusuri perubahan yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Perubahan yang terjadi pada masa lalu memberikan pengaruh pada kehidupan masa kini.

B. Konsep Berkelanjutan dalam sejarah

Sepanjang hidup tentu kita pernah mengalami peristiwa yang berkesan dan berpengaruh dalam hidup kita, seperti halnya perjalanan bangsa Indonesia yang dimulai dengan berdirinya organisasi Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang merupakan awal Pergerakan Nasional. Kemudian menjadi penggerak berdirinya organisasi-organisasi pemuda lainnya , seperti Indische Partij, Sarekan Islam dan lainnya. Pada masa Pergerakan Nasional ini lah terjadi perubahan perjuangan dari yang kedaerahan menjadi bersifat Nasional.

Rasa cinta tanah air mulai berkempang yang puncaknya dilaksakannya Kongres Pemuda oleh golongan terpelajar dengan pengucapan janji oleh para pemuda dalam Sumpah Pemuda 1928. Peristiwa ini menjadi tonggak Kebangkitan Nasional. Para pemuda mulai bergerak untuk satu tujuan yakni Indonesia Merdeka. Karena Kemerdekaan adalah hak semua bangsa. Dengan kemerdekaan yang telah kita peroleh inilah perjalanan sejarah bangsa Indonesia berlanjut sampai hari ini. Rangkaian peristiwa yang ada merupakan peristiwa yang berkelanjutan.

Menurut Roeslan Abdul Gani menyatakan ilmu sejarah dapat diibaratkan sebagai penglihatan terhadap tiga dimensi, yaitu penglihatan ke masa silam, masa sekarang, dan masa depan. Hal ini sejalan dengan Arnold J. Toynbee yang mengatakan bahwa mempelajari sejarah adalah mempelajari masa lampau, untuk membangun masa depan (to study history is to study the past to build the future).

Kehidupan manusia sekarang merupakan mata rantai yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia generasi sebelumnya ke generasi yang akan datang. Oleh karena itu setiap peristiwa yang terjadi tidaklah berdiri sendiri, tetapi merupakan keterkaitan antara peristiwa satu dan lainnya. Sebaliknya, setiap peristiwa yang terjadi karena ada peristiwa yang mendahuluinya, seperti gambar diatas kita tidak akan bisa memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia sampai saat ini, jika hari itu tidak ada Konggres Pemuda yang melahirkan Sumpah Pemuda yang mengumandangkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Sehubungan dengan konsep waktu, dalam ilmu sejarah menurut Kuntowijoyo meliputi perkembangan, keberlanjutan/kesinambungan, pengulangan dan perubahan. Keberlanjutan/ kesinambungan dalam sejarah artinya dalam mempelajari sejarah, kita harus menyadari bahwa rangkaian sejarah sejak adanya manusia sampai sekarang adalah peristiwa-peristiwa berkelanjutan.

Disebut mengalami perkembangan apabila dalam kehidupan masyarakat terjadi gerak secara berturut-turut dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain. Perkembangan terjadi biasanya dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks. Misalnya adalah perkembangan demokrasi di Amerika yang mengikuti perkembangan kota. Pada awalnya masyarakat di Amerika tinggal di kota-kota kecil. Di kota-kota kecil itulah tumbuh dewan-dewan kota, tempat orang berkumpul. Dari kota-kota kecil mengalami proses menjadi kota-kota besar hingga menjadi kota metropolitan. Di sini, demokrasi berkembang mengikuti perkembangan kota.

Kesinambungan terjadi bila suatu masyarakat baru hanya melakukan adopsi lembaga-lembaga lama. Misalnya pada masa kolonial, kebijakan pemerintah kolonial mengadopsi kebiasaan lama, antara lain dalam menarik upeti raja taklukan, Belanda meniru raja-raja pribumi.

Sementara itu disebut pengulangan apabila peristiwa yang pernah terjadi di masa lampau terjadi lagi pada masa berikutnya, misalnya menjelang presiden Soekarno jatuh dari kekuasaannya pada tahun 1960-an banyak terjadi aksi dan demonstrasi, khususnya yang dilakukan oleh para mahasiswa. Demikian halnya menjelang presiden Soeharto jatuh pada 1998, juga banyak terjadi aksi dan demonstrasi.

Berhubungan dengan konsep waktu inilah dikisahkan kehidupan manusia pada masa lalu. Masa lalu merupakan sebuah masa yang sudah terlewati. Namun, masa lalu bukanlah suatu masa yang terhenti dan tertutup.Masa lalu bersifat terbuka dan berkesinambungan sehingga dalam sejarah, masa lalu manusia bukan demi masa lalu itu sendiri. Segala hal yang terjadi di masa lalu dapat dijadikan acuan untuk bertindak di masa kini dan untuk meraih kehidupan yang lebih baik di masa datang. 

Dalam konteks pembentukan identitas nasional, pengetahuan sejarah mempunyai fungsi fundamental (Kartodirdjo, 1993). Pada perkembangannya, pendidikan sejarah sangat bergantung pada ilmu sejarah. Siswa sebagai objek didik tentu membutuhkan pengetahuan dari yang paling dasar hingga yang paling kompleks tentang, apa itu sejarah?, sebelum mereka mempelajari rentetan peristiwa dalam sejarah.

Dalam konteks itu, ilmu sejarah sendiri secara alamiah memfokuskan diri pada kajian tentan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau dengan tujuan mengambil hikmah. Masa lampau memiliki pengertian yang sangat luas, bisa berarti satu abad yang lalu, puluhan tahun yang lalu, sebulan yang lalu, sehari yang lalu atau sedetik yang lalu, bahkan waktu sekarang ketika sedang membaca tulisan ini akan menjadi masa lampau. Kita harus menyadari bahwa rangkaian peristiwa sejarah sejak adanya manusia sampai sekarang adalah peristiwa yang berkelanjutan atau berkesinambungan (continuity) dari satu titik ke titik selnjutnya. Selain membahas manusia dan masyarakat, sejarah juga melihat hal lain, yaitu waktu. Waktu menjadi konsep penting dalam ilmu sejarah.

Seperti halnya perlawanan rakyat Aceh dalam empat fase. Pertama, fase 1873-1875 disaat perang dipimpin langsung oleh para Sultan. Kedua, fase yang berlangsung antara tahun 1876-1896 disaat kepemimpinan beralih pada ulubalang dan Sultan hanya sebagai simbol pemersatu. Ketiga, fase 1896-1903 ketika ulama juga turut mengambil peran dalam perang Aceh, fase ini berakhir dengan ditandai menyerahnya Tuanku Muhammad Daud Syah. Fase keempat merupakan fase dimana terjadi pertempuran besar dibeberapa tempat, mulai dari Aceh Besar, Pidie, Aceh Tengah, dan Aceh Barat. Melalui fase-fase ini Ibrahim Alfian menggunakan pendekatan analisis struktural sehingga perang Aceh dilihat sebagai proses yang berlapis-lapis bukan sekedar peristiwa tungal.

Selain itu juga tidak terlewatkan aspek sosial masyarakat, termasuk juga ideologi yang melatar belakangi munculnya perang dan perlawanan (Alfian, 1989). halnya Soehartono yang membahas perubahan sosial yang terjadi di Surakarta melalui sistem apanage dan bekel. Soehartono (1991) mengungkapkan bahwa dengan adanya sistem apanage yang diterapkan mengakibatkan perang desa. Sistem apanage yang tidak bisa dilepaskan dengan struktur sosial, pola penguasaan tanah yang bertumpu pada hubungan patronclient, dan konsep priyayi-wong cilik. Soehartono menguraikan secara penuh dalam babnya mengenai perubahan sosial yang berlangsung akibat sistem apanage. Keresahan di kalangan pedesaan sebagai pemicu konflik. Tulisan Soehartono jelas dikategorikan sebagai sejarah sosial dengan latar belakang permasalahan agraria.

Berhubungan dengan konsep keberlanjutan ini lah dikisahkan kehidupan manusia pada masa lalu. Masa lalu merupakan sebuah masa yang sudah terlewati. Namun, masa lalu bukanlah suatu masa yang terhenti dan tertutup. Masa lalu bersifat terbuka dan berkesinambungan sehingga dalam sejarah, masa lalu manusia bukan demi masa lalu itu sendiri. Segala hal yang terjadi di masa lalu dapat dijadikan acuan untuk bertindak di masa kini dan untuk meraih kehidupan yang lebih baik di masa datang.

Sumber:
Modul Sejarah Kelas X Tahun 2020, Kementrian Pendidikan dan kebudyaan

Posting Komentar untuk "Kehidupan Manusia dalam Perubahan dan Berkelanjutan - Sejarah Kelas 10 SMA"