Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah Peminatan Kelas XI: Teori Masuk dan Berkembanganya Hindu-Buddha di Nusantara

SAMSULNGARIFIN.COM - Pada postingan kali ini kita akan mempelajari Sejarah Peminatan kelas XI dengan materi "Teori Masuk dan Berkembangnya Hindu-Buddha di Nusantara". Agama Hindu-Buddha merupakan agama yang lahir di India, sehingga dua agama tersebut tidak serta merta langsung muncul di Nusantara tanpa peranan dari orang India. Muncul berbagai teori tentang proses masuk dan berkembanganya Hindu-Buddha di Nusantara.

A. Munculnya Agama Hindu dan Budha

1. Agama Hindu 
Sebelum Hindu lahir, di lembah Sungai Indus (sekarang wilayah Pakistan) telah berkembang kebudayaan yang tinggi yaitu “Kebudayaan Mohenjo Daro dan Harappa” milik bangsa Dravida sekitar tahun 1500 SM. Bangsa Arya melalui celah Kaiber masuk ke India, menakhlukkan dan menguasai kota-kota di lembah Indus yang tadinya dikuasai oleh bangsa Dravida. 

Dalam penyebarannya suku bangsa Arya ada yang melangsugkan pernikahan dengan orang-orang Dravida sehingga terbentuklah masyarakat dan generasi baru yang disebut “Bangsa Hindu”. Tradisi dan kepercayaan bangsa Hindu inilah yang disebut agama dan kebudayaan Hindu.

Agama hindu merupakan kepercayaan yang memuja dan menyembah banyak dewa (politheisme) dewa utamanya disebut TRIMURTI terdiri dari Brahma (dewa pencipta), Wisnu (dewa pemelihara) dan Siwa (dewa perusak). Kitab suci agama Hindu adalah kitab Weda, yang terdiri atas 4 bagian : 
  • Rigweda berisi pujian terhadap dewa 
  • Samaweda berisi nyanyian suci
  • Yajurweda berisi mantra-mantra 
  • Atharwaweda berisi doa-doa untuk pengobatan 
Dalam kehidupan masyarakat dikenal empat kasta yaitu : Brahmana (terdiri para pendeta) Ksatria (terdiri para raja, bangsawan, prajurit), Waisya (terdiri para pengusaha, pedagang) dan Sudra (terdiri pekerja kasar dan rakyat jelata). 

2. Agama Budha 
Agama budha diajarkan pertama kali oleh Sidharta Gautama/Budha Gautama putra raja Sudhodana dari Kerajaan Kosala di Kapilawastu. Pokok ajaran agama budha adalah bahwa manusia hidup itu dalam keadaan Samsara (menderita) oleh sebab itu setiap manusia wajib melepaskan diri dari kesengasaraan dengan cara memadamkan berbagai nafsu. Nafsu dapat dipadamkan dengan menjalankan Astavida (delapan jalan) kebenaran.

Kitab suci agama budha adalah Tripitaka yang terdiri dari tiga bagian : Winaya pitaka, Sutrantapitake, Abhidarmapitaka. Dalam perkembangan agama Budha pecah menjadi 2 aliran : 
  • Budha Mahayana (kendaraan besar), manusia dapat mencapai nirwana dengan perantaraan Bodhisatwa.
  • Budha Hinayana (kendaraan kecil), usaha mencapai nirwana hanya dapat dilakukan oleh manusia secara perorangan. 

B. Proses Masuk dan berkembangnya Hindu-Budha di Indonesia 

Bangsa Indonesia mempunyai letak yang sangat strategis dalam jalur perdagangan internasional, sehingga banyak dilalui dan disinggahi oleh pedagang-pedagang asiing terutama India dan Cina. Proses masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia melalui kegiatan perdagangan. Hal itu terjadi dengan ikut sertanya para pendeta yang datang bersamaan dengan para pedagang untuk menyebarkan agama.

Para pendeta selama berada di Indonesia banyak mempunyai murid. Murid-murid ini banyak yang berziarah ke India untuk menambah ilmunya. Setelah dari India mereka ikut menyebarkan agama dengan bahasa mereka sendiri sehingga mudah dimengerti dan diterima masyarakat. Faktor pendukung lain yang mempercepat berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu adalah raja-raja di Indonesia mendatangkan para pendeta dari India untuk memimpin upacara pemujaan atau upacara korban. Masuknya agama Budha dibawa oleh para Bhiksu, salah satunya adalah Bhiksu Gunawan atau Gunawarman dari Kashmir.

Ada beberapa teori yang mengatakan golongan pembawa Hindu-Budha ke Indonesia : 

1. Teori Brahmana (oleh Van Leur)
Teori ini mengemukakan bahwa pengaruh Hindu-Budha di Indonesia dibawa oleh para brahmana atau kalangan pemuka agama dari India. Teori ini dilandaskan pada prasasti-prasasti peninggalan kerajaan Hindu-Budha di Indonesia pada masa lampau. Mayoritas prasasti yang ada di Indonesia ini menggunakan huruf pallawa dan bahasa sanskerta. Di India sendiri, aksara dan bahasa tersebut tidak sembarang orang yang bisa menguasainya dan hanya para golongan brahmana yang menguasainya. 

2. Teori Ksatria (oleh C.C. Berg)
Dalam teori ini disebutkan bahwa golongan bangsawan atau ksatria dari India yang membawa masuk dan menyebarkan pengaruh agama Hindu-Budha di Indonesia.

Sejarah penyebaran agama Hindu-Budha di kepulauan Nusantara tidak bisa dilepaskan dari sejarah kebudayaan India pada periode yang sama. Seperti diketahui, bahwa di awal abad ke 2 Masehi kerajaan-kerjaan di India mengalami keruntuhan karena adanya perebutan kekuasaan.

Penguasa-penguasa dari golongan ksatria di kerajaan-kerajaan yang kalah perang pada masa itu dianggap melarikan diri ke Indonesia, kemudian mendirikan koloni maupun kerajaan baru yang bercorak agama Hindu-Budha.

3. Teori Waisya (oleh N.J. Krom)
Teori ini menjelaskan bahwa masuk dan berkembangnya pengaruh Hindu-Budha di Indonesia dibawa oleh orang India berkasta Waisya atau golongan pedagang. Para pedagang merupakan kelompok masyarakat asal India yang paling banyak berintekasi dengan masyarakat pribumi.

Menurut kerangka teori ini, para pedagang India mengenalkan ajaran Hindu dan Budha beserta nilai-nilai budanya kepada masyarakat local. Kegiatan itu dilakukan saat berlabuh ke Nusantara untuk berdagang, lantaran saat itu pelayaran sangat bergantung pada musim angin sehingga dalam beberapa waktu mereka akan menetap di kepulauan di Indonesia sampai angin laut yang akan membawa mereka kembali ke India berhembus.

4. Teori Arus Balik (oleh F.D.K.Bosch)
Teori ini mengatakan penyebaran pengaruh Hindu-Budha di Indonesia terjadi karena peran aktif masyarakat Indonesia sendiri. Pengenalan pengaruh Hindu-Budha ini merupakan inisiatif oleh orang-orang India atau para pendeta tetapi yang menyebarkan adalah orang Indonesia yang diutus oleh raja di Nusantara untuk mempelajari agama dan budaya para pendeta India di Negara asalnya.

Setelah utusan tersebut menguasai ajaran agama maka mereka akan kembali ke Indonesia dan menyampaikan pada Raja. Selanjutnya, raja akan meminta para utusan tersebut untuk menyebarkan dan mengajarkan pengetahuan yang diperoleh pada penduduk atau rakyat kerajaan.

Ada beberapa keterangan bahwa hubungan antara India dan Indonesia sudah sejak sebelum tahun masehi antara lain : 
  • Dalam kitab Ramayana disebut nama Jawadwipa (pulau padi) disamakan dengan Pulau Jawa 
  • Orang India menyebut Swarnadwipa (pulau emas) disamakan dengan Pulau Sumatra. 
  • Pengiriman Biksu Budha ke Swarnadwipa atau Sumatra oleh Raja Asoka dari kerajaan Maurya di Pataliputra. 
  • Ditemukannya patung Budha bergaya Amarawati di Sempaga (Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Palembang) 
  • Ditemukan prasasti yang terbentuk Yupa pada awal abad ke-5 M di Kalimantan Timur. 

C. Jalur Masuk Hindu-Budha ke Indonesia 

1. Jalur Laut 
Para pedagang dan pendeta menyebarkan Hindu-Budha ke Nusantara melalui jalur darat dan jalur laut. Mereka yang melalui jalur laut mengikuti rombongan pedagang yang melakukan pelayaran dari Asia Selatan ke Asia Timur. Rute penyebarannya adalah mulai dari India, Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaya, Nusantara, Kamboja, Vietnam, China, Korea, dan Jepang. Di antara mereka ada pula yang langsung berlayar ke Nusantara. 

2. Jalur Darat 
Para penyebar yang menggunakan jalur darat ada yang ikut menumpang para kafilah melalui jalur sutera, yaitu dari India ke Tibet terus ke utara hingga sampai di China, korea dan Jepang.

Sumber:
https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/teori-masuknya-pengaruh-hindu-budha-di-indonesia-7881/

Posting Komentar untuk "Sejarah Peminatan Kelas XI: Teori Masuk dan Berkembanganya Hindu-Buddha di Nusantara"