Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jenis Manusia Purba dan Manusia Modern di Dunia dan Indonesia: Ciri-ciri Fisik dan Non Fisik

MANUSIA PURBA DAN MANUSIA MODERN

Jenis-jenis manusia purba dan manusia modern - Halo semua, pada postingan kali ini kita akan mempelajari tentang "Manusia Purba dan Manusia Modern di Dunia dan Indonesia: Ciri-ciri Fisik dan Non Fisik".

Terkadang kita bertanya-tanya bagaimana awal mula kehidupan manusia di dunia, jenis manusia seperti apa yang dahulu hidup di Bumi jutaan tahun yang lalu.

Terus apakah manusia purba juga ditemukan di Indonesia? Mari simak pembahasan di bawah ini.

Jenis Manusia Purba dan Manusia Modern di Dunia dan Indonesia

A. Jenis dan Ciri-ciri Manusia Purba di Dunia dan Indonesia

Manusia purba adalah manusia yang hidup sebelum tulisan ditemukan. Manusia purba yang paling tertua di dunia diperkirakan berumur lebih dari 4 juta tahun yang lalu. Maka dari itu, para ahli sejarah menyebutnya sebagai Prehistoric People atau manusia praaksara.

Bukti tentang keberadaan manusia purba didapatkan melalui suatu penelitian dan penggalian suatu wilayah yang diperkirakan sebagai tempat hidup manusia purba. Penggalian itu bisa menghasilkan temuan yang berupa sisa-sisa tumbuh-tumbuhan, hewan, dan juga manusia yang sudah membatu yang disebut fosil. 

Fosil tumbuhan, hewan dan juga manusia tersebut di temukan di lapisan bumi tertentu. Dengan mengetahui umur pada lapisan bumi, bisa diketahui umur pada fosil. Fosil yang berada pada lapisan kulit bumi paling bawah adalah yang tertua, dan semakin ke atas berarti semakin muda usia fosil.

Berdasarkan penelitian geologi, diperkirakan bumi telah terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun silam. Pembagiannya dapat dilihat berikut ini :
  • Zaman paling tua adalah Arkhaikum, dimana kulit bumi masih sangat panas dan belum ada tanda-tanda kehidupan.
  • Paleozoikum, ditandai dengan mulai munculnya kehidupan, seperti mikroorganisme, ikan, amfibi, reptil, dan juga binatang-binatang lain yang tidak bertulang punggung.
  • Mesozoikum, atau pertengahan, hidup jenis reptil mencapai tingkat yang terbesar (Dinosaurus dan sejenisnya), setelah itu muncul kehidupan yang lain, yaitu jenis burung dan binatang menyusui.
  • Neozoikum, sering disebut juga zaman hidup baru. Zaman ini dapat dibedakan menjadi dua zaman, yaitu: Tersier, ditandai dengan berkembangnya jenis binatang menyusui seperti kera, dan Kuartier ditandai dengan adanya kehidupan manusia. Zaman kuarter dibagi lagi menjadi zaman Pleistocen dan Holocen. Zaman Pleistocen atau Dilluvium berlangsung sekita 1,6 juta tahun yang lalu. . Pada zaman ini ditandai dengan adanya manusia purba. Zaman Holocen atau Alluvium berlangsung kira-kira 200.000 - 12.000 tahun yang lalu dan terus berkembang sampai dewasa ini. Zaman ini ditandai dengan munculnya manusia jenis Homo Sapiens, yang merupakan nenek moyang manusia modern sekarang ini.
Berikut ini akan dipaparkan jenis-jenis manusia purba yang ada di dunia (termasuk di Indonesia) beserta ciri-ciri fisik masing-masing.

a) Ardipithecus Ramidus
Fosil manusia purba ini ditemukan di Ethiopia, Afrika bagian timur, oleh Yohannes Haile Selassie di tahun 1994 dan sering dipanggil “Ardi”. Bagian tubuhnya yang ditemukan berjumlah 35 bagian, berupa tengkorak, gigi, tulang panggul, tangan, dan kaki.

Gambar Rekonstruksi Fosil Ardipithecus Ramidus
(Gambar rekonstruksi Ardipithecus Ramidus)

Berdasarkan penemuan fosil Ardipithecus ramidus memiliki ciri-ciri:
  1. tinggi sekitar 120 cm
  2. berat rata-rata 50 kg
  3. kapasitas otak kecil, antara 300 dan 350 cc.
  4. Gigi seri dan taring besar
  5. Otot kaki besar, tapi berjalan lebih tegak
b) Australopithecus
Jenis manusia purba Australopithecus, banyak ditemukan di Afrika dengan penemuan yang berbeda-beda, sehingga penamaan manusia purbanya juga berbeda-beda. Selain di Afrika, juga ditemukan di Indonesia. Beberapa jenis fosil Australopitecus adalah :

- Australopithecus Africanus
Ditemukan oleh Raymond Dart di dekat sebuah pertambangan Taung, Tanjung Harapan (Bostwana), pada tahun 1924. Setelah direkonstruksi ternyata membentuk kerangka seorang anak yang berusia sekitar 5-6 tahun. Fosil ini di beri nama Australopithecus Africanus, karena hampir mirip dengan penduduk asli Australia.

Ciri-Ciri Australopithecus Africanus, yaitu:
  1. Memiliki tinggi ± 1,5 m
  2. Volume otak 450-600 cc
  3. Memiliki tubuh yang ramping
  4. Bentuk kaki menunjukkan sudah berjalan tegak
  5. Australopithecus jantan lebih besar dalam ukuran tubuh 20-40% lebih tinggi, 30-40% lebih berat dari perempuan.
- Australopitecus Robustus
Ditemukan oleh J.T Robinson dan Robert Broom di Afrika Selatan,yang memiliki badan tegap. Hidup antara 1,5 juta tahun yang lalu. Tubuhnya mirip dengan Australopithecus Africanus.
Gambar Rekonstruksi Australopitecus Robustus
(Gambar Rekonstruksi Australopitecus Robustus)

Ciri-ciri Australopithecus Robustus, yaitu:
  1. Gigi dan tulang rahang lebih kuat,
  2. Berjalan dengan dua kaki,dan tegak seperti manusia,
  3. Badan lebih besar dan kekar,
  4. Wajahnya datar tidak memiliki kening,
  5. Memiliki tulang alis yang besar ,
  6. Volume otak sekitar 525 cc
  7. Umur sekitar 2,0-1,0 juta tahun,
- Australopitecus Afarensis
Fosil ini diperkirakan hidup sekitar 3,9 dan 3,3 juta tahun yang lalu. ditemukan di wilayah Afrika Timur. Penemuan fosil yang terkenal adalah fosil berjenis kelamin perempuan yang ditemukan oleh Donald Carl Johanson pada tahun 1974 di sekitar pulau Hadar, Ethiopia. Fosil ini terkenal dengan dengan sebutan "Lucy".

Ciri-ciri Australopitecus Afarensis :
  1. gigi taring besar dan lapisan email gigi yang tebal
  2. tinggi badan laki-laki sekitarr 151 cm dan perempuan 105
  3. tubuhnya ramping
  4. tangan relatif panjang
  5. tulang jari membengkok dan ibu jarinya pendek.
- Australopithecus Boisei
Australopithecus Boisei hidup antara 2,1-1,1 juta tahun yang lalu. Australopithecus Boisei cukup mirip dengan Australopithecus robustus, tetapi wajahnya lebih besar. Fosil ini ditemukan di Omo, Ethiopia dan Koobi Fora, Kenya serta di Tanzania Afrika Timur.

Ciri-ciri Australopithecus Boisei, yaitu:
  1. Memiliki geraham yang besar yaitu berukuran 0,9 inci
  2. Volume otak sekitar 410-530 cm3
  3. muka lebar dan datar
  4. bentuk kepala ada yang lonjong, bundar, dan sedang
  5. berhidung sedang dan memiliki mulut yang menonjol
  6. tinggi badan laki-laki sekitar 137 cm dan perempuan 124 cm.
- Australopithecus Anamensis

Fosil pertama spesies ini, meskipun tidak dikenali pada saat itu, adalah satu tulang lengan yang ditemukan di wilayah Kanapoi di Danau Turkana timur oleh tim penelitian Universitas Harvard tahun 1965. Diperkirakan manusia purba ini hidup sekitar 4,2 – 3,9 juta tahun yang lalu. Ciri-Ciri Australipithecus Anamensis adalah:
  1. memiliki gigi taring yang besar
  2. lapisan email gaiginya tebal
  3. tinggi badan laki-laki sekitar 151 cm dan perempuan 105 cm.
- Meganthropus Palaeojavanicus
Jenis manusia purba dari golongan Australopitecus ini adalah yang ditemukan di Indonesia. Meganthropus Palaeojavanicus (Manusia Raksasa dari Pulau Jawa), pertama kali ditemukan oleh peneliti kelahiran Jerman-Belanda, Gustav Heinrich Ralph von Koeningswald di Sangiran, Jawa Tengah pada 1941. Fosil itu dinamai "mega" karena ukurannya besar, paling besar dibanding fosil-fosil yang ditemukan sebelumnya. Meganthtopus temuan Von Koeningswald berasal dari masa Pleistosen awal (lapisan bawah). Berikut ciri-ciri Meganthropus:
  1. Berbadan tegap
  2. tonjolan tajam di belakang kepala
  3. Bertulang pipi tebal
  4. tonjolan kening yang mencolok
  5. Tidak berdagu
  6. Otot kunyah, gigi, dan rahang besar dan kuat
Dari aspek non fisik, secara umum ciri-ciri manusia Australopitecus adalah:
  • Bertempat tinggal di tempat terbuka seperti padang rumput dan berada pada lingkungan semak-semak di hutan kayu
  • Pemakan tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan seperti buah, kacang, biji, dan umbi akar. Berdasarkan analisis dari pola pemakaian gigi, jenis manusia purba ini memakan buah-buahan dan dedaunan.
  • Pada perkembangannya mulai memakan daging, sehingga dapat disimpulkan bahwa Australopithecus merupakan spesises pertama yang melakukan perburuan binatang besar. Analisis kimia pada gigi menunjukkan bahwa mereka mencampurkan daging ke dalam makanan yang dikonsumsi, tetapi dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Australopithecus diduga mengumpulkan daging hewan daripada memburu hewan.
  • Spesies ini diperkirakan menggunakan peralatan sederhana seperti tongkat yang ditemukan di sekitar fosil dan tulang belulang binatang. Batu-batuan mungkin juga telah digunakan sebagai alat untuk kehidupan sehari-hari. Namun, tidak ada bukti yang menyatakan bahwa batu-batu ini telah dirubah bentuknya atau dimodifikasi.
c) Homo
Perubahan paling mendasar pada jenis manusia purba ini adalah kemampuannya berjalan tegak. Fosil homo diyakini oleh para ahli sebagai peralihan manusia purba ke manusia modern.

- Homo Rudolfensis
Para peneliti menemukan fosil manusia purba baru di Koobi Fora Afrika Timur danau Rudolf di Kenya, yang diperkirakan berusia 2,4 juta tahun. Antropologi meyakini Homo Rudolfensis pernah tinggal jutaan tahun lalu di dekat Lake Turkana yang kini dikenal dengan Kenya. Pada 1972, peneliti menemukan tengkorak parsial di dekat Lake Turkana.

Peneliti menemukan bahwa fosil ini menunjukkan bentuk wajah yang tidak biasa yaitu berbentuk datar dan panjang. Hal inilah yang membuat para ilmuwan mengkategorikannya sebagai spesies baru yang dinamakan Homo rudolfensis.

- Homo Erectus (Ergaster)
Jenis manusia purba ini ditemukan di beberapa tempat di dunia, antara lain di Afrika (disebut Himo Ergaster) Indonesia (Pithecantropus) di Tiongkok, Cina (Sinantropus Pekinensis) dan di Eropa (Neanderthalensis). Di Indonesia, Homo Erectus dtemukan di Ngandong, Sangiran dan Trinil, yang dipelopori penggalian oleh Eugene Dubois. Fosil homo Erectus di Indonesia dikenal dengan nama Pithecanthropus Erectus. Diperkirakan hidup di Indonesia sejak satu sampai dua juta tahun yang lalu.

Pithecanthropus Erectus ditemukan oleh seorang dokter dari Belanda yaitu Eugene Dubois, di desa Trinil, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur pada tahun 1891. Fosil yang ditemukan pada saat itu adalah berupa tulang rahang atas, tulang kaki, dan tengkorak. Ciri-ciri fisik manusia purba Homo Erectus:
  1. Memiliki Volume otaknya sekitar 750 – 1350 cc.
  2. Memiliki tinggi badan sekitar 165 – 180 cm.
  3. Memiliki postur tubuh yang tegap.
  4. Mempunyai gigi geraham yang besar dengan rahang yang sangat kuat.
  5. Mempunyai hidung yang tebal.
  6. Memiliki tonjolan kening yang tebal dan melintang di dahi.
  7. Memiliki wajah menonjol ke depan serta dahinya miring ke belakang.
  8. Pada bagian belakang kepala terlihat menonjol
Jenis fosil pithecantropus, juga ditemukan di Mojokerto dan disebut Pithecanthropus Mojokertensis. Jenis Pithecanthropus ini ditemukan oleh Tjokrohandojo atau Andojo yang bekerja di bawah von Koeningswald. Andojo menemukan fosil tengkorak anak-anak di Kepuhklagen, sebelah utara Mojokerto, Jawa Timur. Ciri-ciri Pithecanthropus Mojokertensis meliputi :
  1. Badan tegap, tapi tidak setegap Meganthropus
  2. Tinggi badannya sekitar 165-180 sentimeter
  3. Tulang rahang dan geraham kuat,
  4. bagian kening menonjol
  5. Hidung lebar dan tidak berdagu
  6. Volume otak belum sempurna, kapasitasnya hanya 750-1.300 cc
Fosil golongan Homo Erectus juga ditemukan di Tiongkok, dikenal dengan nama Sinanthropus Pekinensis (biasa pula disebut Peking Man). Fosil ini dtemukan di Gua Chou Kuo Tien dekat Peking oleh ilmuwan Pei Wen Chung, kemudian diteliti oleh Prof. Davidson Black. Sinanthropus pekinensis dianggap bagian dari kelompok pithecanthropus karena memiliki ciri tubuh atau badan yang mirip serta hidup di era zaman yang bersamaan. Sinanthropus pekinensis memiliki kapasitas otak sekitar kurang lebih 900-1200 cc.

- Homo Habilis
Ditemukan oleh Louis Leaky di lembah olduvia,Tanzania Utara dipantai timur Danau Turnaka, Kenya. Homo Habilis dari bahasa Latin yang berarti “manusia yang pandai menggunakan tangannya” adalah sebuah spesies dari genus Homo, yang hidup sekitar 2,5 juta sampai 1,8 juta tahun yang lalu . Homo habilis memiliki tubuh yang pendek dengan lengan yang lebih panjang dari manusia modern. Ciri-ciri Homo Habilis yaitu:
  1. memiliki rahang dan geraham yang besar
  2. tidak memiliki dagu
  3. tulang alis tebal
  4. memiliki tengkorak yang panjang merendah
- Homo Neanderthalensis
Manusia Homo Neanderthalensis telah hidup di bumi ini kira-kira dalam 300.000 tahun yang lalu. Kelompok manusia purba ini ditemukan di Eurasia, dari Eropa Barat hingga Asia Tengah dan Utara. Dinamakan Neanderthal karena sesuai dengan lokasi tempat pertama kali ditemukan, yaitu di Jerman, Neandertal, atau Lembah Neander. ciri-ciri manusia purba Homo Neanderthalensis adalah:
  1. berbentuk dagu tipis dan dahi rendah.
  2. terdapat sebuah ukuran otak yakni sekitar 1.400 hingga 1.500 cc.
  3. mempunyai sebuah kerangka yang lebih kuat dari pada orang modern.
  4. memiliki ukuran tinggi sekitar 152 sampai 156 cm untuk wanita dan 165 sampai 168 cm untuk pria.
  5. memiliki rahang menonjol.
- Homo Soloensis
Jenis fosil ini dianggap setara dengan Homo Neanderthalensis. Homo Soloensis ditemukan oleh sejarawan Oppenoort, Ter Harr, dan G.H.R. Koenigswald di wilayah Ngandong, Blora, Sangiran dan Sambung Macan, Sragen, Jawa Tengah, Indonesia pada tahun 1931-1933. Nama Pithecantropus Soloensis, diberikan oleh Prof.Dr.Teuku Jakob setelah meneliti 14 jenis fosil dari Ngandong di Lembah sungai Bengawan Solo. Homo Soloensis diperkirakan hidup sekitar 900.000 sampai 300.000 tahun yang lalu Ciri-cirinya adalah:
  1. Tengkoraknya lonjong, tebal dan masif
  2. Hidung lebar dan rongga matanya sangat panjang
  3. Mempunyai gigi geraham yang besar dan rahang yang kuat
  4. Terdapat tonjolan pada kening tebal dan melintang di sepanjang pelipis
  5. Volume otak sekitar 1000-1300 cc
  6. Berbadan tegap
  7. Tinggi tubuh sekitar 165-180 cm.
Gambar Fosil Homo Soloensis dan Rekonstruksinya
(Gambar Fosil Homo Soloensis dan Rekonstruksinya)

Dalam aspek non fisik, ciri-ciri manusia jenis homo secara umum adalah :
  • Mengkonsumsi makanan – makanan yang bervariasi, seperti tumbuhan dan daging binatang
  • diperkirakan hidup di hutan yang terbuka
  • mereka dapat membuat peralatan sederhana dari tulang dan batu (semacam kapak genggam dari batu) untuk memancing dan berburu
  • hidup dengan berburu dan mengumpulkan makanan
  • kemungkinan bahwa mereka merupakan manusia purba pertama yang menggunakan api dan dapat memasak
  • hidup secara nomaden mengikuti hewan buruan
  • Memiliki bahasa komunikasi antar individu, meski diperkirakan mereka berbicara belum memiliki versi kosa kata yang diperlukan.

B. Jenis dan Ciri-ciri Manusia Modern

Berdasarkan sebaran temuan fosil manusia purba, maka ahli berkesimpulan bahwa manusia modern berasal dari Afrika, karena di wilayah tersebut banyak ditemukan tulang belulang Homo Sapiens yang tertua. Dari Afrika, manusia Homo Sapiens kemudian mengembara keluar dari Afrika, dan tersebar ke Asia, Eropa, Amerika dan Australia.

Kesimpulan tentang asal manusia modern di dunia, dan pengembaraannya keluar dari Afrika, sejalan dengan teori yang dikembangkan oleh Stringer dan Brauer yakni Teori Out of Afrika. Teori yang didukung dengan bukti-bukti genetika, linguistik dan arkeologis ini menyatakan bahwa fosil yang ditemukan di dekat Sungai Omo, Ethiopia (Afrika Timur) adalah fosil Homo Sapiens yang tertua, lebih tua dari homo Neanderthalensis. 

Teori ini juga didukung data penelitian DNA mitokondria (mtDNA), yakni sel tubuh yang berbentuk sebuah molekul kompleks yang memberi gambaran sistem genetika dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Berdasarkan catatan DNA fosil yang ditemukan, dan disesuaikan dengan fosil manusia sekarang, disimpulkan bahwa genetika manusia atau genom 99,9% identik di seluruh dunia. Studi genetik ini, selanjutnya juga berkesimpulan bahwa sumber gen mtDNA manusia modern adalah Afrika. Menariknya ialah bahwa dari data DNA ini, ahli juga menyimpulkan tidak ditemukan pencampuran mtDNA manusia modern dengan manusia pra modern di suatu wilayah. Dengan kata lain, Homo Sapiens dari Afrika, menggantikan dan menghapus populasi manusia sebelumnya (Homo Erectus, Homo Neanderthalensis) di wilayah yang didatanginya.

Teori Out of Afrika ini berbeda dengan Toeri Multiregional Evolution Model yang dikemukakan oleh ahli Wolpoff, Thorne dan Wu. Mereka menyatakan bahwa manusia modern tidak hanya berasal dari Afrika, melainkan juga dari Eropa dan Asia sebagai hasil dari populasi manusia sebelumnya yang ada di wilayahnya. Teori ini juga sepakat bahwa Afrika adalah sumber kedatangan nenek moyang manusia, yang menyebar, tapi kemudian bercampur dengan manusia pra modern sebelumnya di satu wilayah, dan berkembang menurut ras masing-masing.

Persebaran Manusia Modern di Dunia:

BENUA KETERANGAN
AFRIKA - Situs Omo Kibish
- Homo Sapiens Awal
- Jumlah sekitar ratusan orang
- Sekitar 200 tahun lalu
EROPA - Menggantikan fosil Neanderthalemsos
- Homo Sapiens awal adalah Manusia Cro Magnom
- Datang dari Afrika Utara
- Melalui Levan (Lebanon, Suriah, Yordania, dan Israel)
ASIA - Tiba awal di Asia Tengah, Utara Himalaya
- Juga di Asia Tenggara dan Tiongkok, ke Indonesia dan Jepang
- Datang sekitar 20.000 - 15.000 tahun yang lalu
- Dimungkinkan ketika daratan SIberia dan Alaska terhubung
karena surutnya air laut pada zaman es
AMERIKA - Datang dari Asia melintasi Bering menuju ke Selatan
melewati celah es di Kanada
AUSTRALIA - Datang dari Indonesia melalui daratan yang terbentuk antara
Papua dan Australia
- Bukti berupa fosil Homo Sapiens di wilayah Malakunanja
dan di Danau Mungo
- Tiba sekitar 50.000 tahun yang lalu

Diperkirakan bahwa makhluk pertama yang muncul sekitar 4 juta tahun yang lalu adalah yang dikenal dengan manusia purba jenis Ardipitecus dan Australopitecus. Otak Australopitecus terus berkembang seiring dengan kemampuannya berjalan tegak dengan dua kakinya. Jenis Autralopitecus ini terbanyak ditemukan di wilayah Afrika. 

Dalam perkembangannya, jenis Australopitecus ini bergeser menjadi marga (genus) yang baru yakni Homo Erectus, jenis manusia purba yang telah mampu berdiri tegak. Penyebaran fosil ini selain di Afrika, juga ditemukan di Asia Tenggara (salah satunya adalah yang ada di Indonesia, yakni Pithecantropus Erectus),Tiongkok (Sinanthropus Pekinensis) dan Eropa.

Seiring dengan bentuk fisik yang semakin sempurna, terutama dalam hal kecerdasan, maka manusia jenis homo ini pun semakin berkembang dan maju kebudayaannya. Homo Neanderthal menurut penelitian para ahli lebih maju kebudayaannya dibanding dengan Manusia Erectus sebelumnya, sehingga ada yang mengelompokkan sebagai manusia homo sapiens awal (purba). Manusia Neanderthal memiliki kapasitas tengkorak rata-rata 1.350 cm2, mendekati kapasitas tengkorak manusia modern.

Fosil manusia yang benar-benar dianggap sebagai awal manusia modern (Homo Sapiens Sapiens) adalah jenis Cro Magnon. Jenis manusia Cro Magnon telah mampu menghasilkan alat –alat hidup yang lebih kompleks, dan diperkirakan jenis inilah yang mendesak populasi jenis manusia Neanderthal yang perlahan-lahan punah. Di Indonesia, fosil yang dikategorikan sebagai Homo Sapens adalah Homo Wajakensis dan Homo Floresensis.

1. Cro Magnom
Fosil ini dikenal pula dengan nama Homo Sapiens Cro-Magnonensis ditemukan di Eyzies-de-Tayac, Dordogne, Perancis Selatan dengan sisa kepurbaan sekitar 40.000 tahun. Aspek Cro-Magnon terkesan sangat modern. Tengkoraknya tinggi dengan atapnya membundar, tonjolan tulang kening telah hilang, dahinya vertical, dan volume otak mencapai 1.400 cc. bentuk muka datar tanpa ada penonjolan pada bagian mulut, karena rahang dan gigi geliginya telah menyusut ukurannya.

Penemuan fosil Cro Magnom telah menandai munculnya manusia dengan anatomi modern: Homo sapiens sapiens, sebagai produk terakhir dari proses evolusi manusia, pada sekitar 40.000 tahun lalu. Pada masa ini, manusia modern muncul secara sporadik di seluruh dunia, hingga mendiami Dunia Baru termasuk benua Australia dan Amerika. Kemunculan Homo sapiens sapiens di muka bumi terkesan serempak, dengan aspek fisik yang jauh berbeda dengan para pendahulunya, baik Homo erectus dari Afrika, Asia, dan Eropa, maupun Homo neanderthalensis dari Eropa dan Asia Tengah.

2. Homo Wajakensis
Fosil ini ditemukan tahun 1889 di Wilayah Wajak Tulungagung di lembah Sungai Brantas, Jawa Timur, Indonesia, oleh Van Riestchoten, fosil ini kemudian diteliti oleh Eugene Dubois. Hasil penemuan berupa tulang paha, rahang atas dan bawah, tulang kering dan fragmen tengkorak yang mempunyai volume sekitar 1.600 cc. Dalam penelitian diperkirakan manusia purba jenis ini sudah dapat membuat peralatan yang terbuat dari batu dan tulang. Serta sudah mengerti caranya untuk memasak. Dari segi fisik, ciri-ciri manusia purba Homo Wajakensis, adalah :
  • memiliki muka datar dan lebar
  • memiliki hidung lebar dan bagian mulut menonjol
  • berat badan sekitar 30 – 150 kg
  • tinggi badan sekitar 130 -210 cm
  • Otaknya lebih berkembang
Tengkorak Homo Wajakensis memiliki banyak persamaan dengan tengkorak penduduk asli Aborogin di Australia, sehingga E.Dubois memperkirakan bahwa Homo Wajakensis diketegorikan manusia modern, yakni masuk dalam ras Australoide. Fosil Homo Wajakensis juga memiliki kesamaan dengan manusia Niah di Sarawak (Malaysia) dan manusia Tabon di Palawan (Filipina).

3. Homo Floresensis
Jenis manusia purba ini ditemukan pada tahun 2004, ditemukan saat penggalian di Liang Bua, di Pulau Flores oleh tim arkeolog gabungan yang terdiri dari Pusilitbang Arkeolog Nasional, Indonesia dan Unikversity of New England. Pada saat ditemukan, kerangka manusia purba ini belum membatu atau belum menjadi fosil. Penemuan berupa kerangka manusia purba berjenis kelamin wanita dan beberapa kerangka lainnya. Berikut ini ciri-ciri fisik manusia purba Homo Floresiensis:
  • Kepala dan badan memliki ukuran yang kecil
  • Ukuran bentuk otak yang sangat kecil
  • Volume otak 380 cc
  • Mempunyai rahang yang menonjol atau berdahi sempit
  • Berat badan sekitar 25 kg
  • Tinggi badan diperkirakan sekitar 1,06 m
Apakah jenis manusia ini sudah masuk dalam kategori manusia modern? Masih diperdebatkan sampai sekarang. Sebagian ahli menyimpulkan bahwa Homo floresensis adalah hasil evolusi dari Pithecantropus, dan sebagian ahli juga menyatakan dugaannya bahwa Homo Floresiensis ini hidup berdampingan, atau bahkan hidup sejaman dengan manusia Homo Sapiens, yang merupakan keturunan manusia modern sekarang. 

Ciri-ciri non fisik manusia modern awal ini adalah :
  • Bertahan hidup dengan cara berburu, beternak dan bercocok tanam
  • Berburu memakai peralatan dari batu, tulang dan kayu yang udah diruncingkan (di Indonesia perlatan berupa alat-alat tulang dari Ngandong, serta alat kapak dari Pacitan; kapak genggam, penetak, dan perimbas)
  • Mereka mulai mengasah batu jadi semakin halus dan udah mengenal teknik membuat gerabah memakai meja bundar Hidup mulai menetap dan gak berpindah – pindah tempat
  • Kalaupun mereka mengembara, tapi mereka pandai atau cerdas dalam beradaptasi dengan lingkungan yang dijumpai
  • Memakan makanan yang telah dimasak
  • Udah mulai memakai pelindung tubuh atau baju yang terbuat dari kulit hewan buruan.
  • Diperkirakan telah mengenal kepercayaan dan penguburan
Manusia Homo Sapiens awal diyakini para ahli berasal dari Afrika yang kemudian menyebar ke seluruh dunia dan berkembang menjadi kelompok ras-ras dan etnik di berbagai wilayah. Masing -masing ras memiliki bentuk dan ciri-ciri fisik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.

Ras-ras manusia yang yang berkembang di dunia adalah sebagai berikut:

1. Ras Australoid
Ras Austroloid merupakan ras manusia yang mendiami bagian selatan India, Sri Lanka, beberapa kelompok di Asia Tenggara, Papua, kepulauan Melanesia dan Australia dengan ciri antara lain, memiliki rambut keriting hitam, berkulit hitam serta banyak mendiami bagian selatan India, Srilanka, Asia Tenggara, Papua, Kepulauan Melanesia, dan Australia juga nama sukunya adalah Aborigin, Veddah dan Negrito.

Jejak awal dari ras ini diperkirakan adalah fosil Homo Wajakensis yang ditemukan tahun 1889 di Wilayah Wajak Tulungagung di lembah Sungai Brantas, Jawa Timur oleh Van Riestchoten, fosil ini kemudian diteliti oleh Eugene Dubois. Hasil dari penemuan tersebut, berupa tulang paha, rahang atas dan bawah, tulang kering. Dan fragmen tengkorak yang mempunyai volume sekitar 1.600 cc.. Tengkorak Homo Wajakensis memiliki banyak persamaan dengan tengkorak penduduk asli Aborogin di Australia, serta manusia Niah di Sarawak (Malaysia) dan manusia Tabon di Palawan (Filipina).

Ciri-ciri ras australoid adalah:
  • Memiliki warna kulit cokelat kehitaman.
  • Warna mata gelap.
  • Rambut bergelombang sampai keriting.
  • Memiliki tulang alis menonjol.
  • Memiliki rahang yang besar dan tebal.
  • Bentuk muka dolichocephalic (lonjong atau oval)
2. Ras Mongoloid
Ras ini tersebar di Asia Timur, Tenggara, Tengah, Utara dan Asia Timur Laut bahkan hingga ke wilayah Amerika Utara dan Selatan. Ciri-ciri ras mongoloid adalah :
  • memiliki rambut lurus berwarna hitam
  • kelopak mata yang dimilikinya sipit
  • memiliki bola mata berwarna kecoklatan
  • memiliki sedikit bulu badan
  • memiliki tubuh yang kecil
  • berkulit putih cenderung kuning dan sawo matang
  • bentuk wajah relatif rata
  • memiliki hidung pesek
3. Ras Negroid
Ras Negroid merupakan ras manusia yang sebagian besar menghuni benua Afrika serta turunannya banyak mendiami Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, dan Timur Tengah.

Ciri-ciri ras negroid adalah:
  • Memiliki kulit hitam.
  • Rambut keriting dan kasar.
  • Rongga hidung luas dan bulat.
  • Tidak memiliki bendungan atau sengau hidung.
  • Wajah yang menonjol di bagian rahang dan mulut (prognathisme)
  • Bentuk orbit mata persegi atau persegi panjang.
  • Memiliki gigi besar dan kuat.
  • Bibir tebal
4. Ras Kaukasoid
Ras Kaukasoid merupakan ras manusia yang diperkirakan berasal dari pegunungan Kaukasus di Eropa serta banyak mendiami bagian Eropa, Afrika Utara, Timur Tengah, Pakistan, dan India Utara.

Ciri-ciri ras kaukasoid adalah :
  • Memiliki kulit putih dan dermis paling sedikit dari ras lainnya (kecuali di India)
  • Hidung mancung.
  • Memiliki rambut berwarna cokelat hingga pirang.
  • Memiliki mulut kecil.
  • Sudut wajah antara 100° sampai 90°
  • Memiliki wajah lonjong dan pirus.
  • kelopak mata yang lurus
5. Ras khusus
Adalah ras yang tidak termasuk dalam kelompok ras-ras yang ada di atas. Kelompok ras ini tidak mengalami penyebaran yang luas karena hambatan berupa isolasi geografis. Mereka adalah orang Bushman (penduduk asli gurun Kalahari di Afrika Selatan), orang Weddoid (penduduk asli daerah pedalaman Sri Lanka), orang Ainu (penduduk asli Karafuro dan Hokaido di Jepang). Di Indonesia, orang Weddoid masih dapat ditemukan di wilayah pedalaman Sulawesi Selatan. 

Perkembangan fosil manusia purba ke manusia modern digambarkan dengan tahapan sebagai berikut:
perkembangan manusia purba ke manusia modern

Demikian postingan tentang Jenis Manusia Purba dan Manusia Modern di Dunia dan Indonesia: Ciri-ciri Fisik dan Non Fisik.

Semoga bermanfaat. Salam pendidikan.

Posting Komentar untuk "Jenis Manusia Purba dan Manusia Modern di Dunia dan Indonesia: Ciri-ciri Fisik dan Non Fisik"