Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Revolusi China: Runtuhnya Dinasti Manchu dan Berdirinya Republik China

SEJARAH REVOLUSI CHINA

Revolusi China: Runtuhnya Dinasti Manchu - Pada postingan kali ini kita akan mempelajari tentang "Revolusi China: Runtuhnya Dinasti Manchu dan Berdirinya Republik China".

Sejak abad sebelum masehi, wilayah di daratan China dikuasi oleh dinasti-dinasti yang dipimpin seorang kaisar. Hingga awal abad ke-20, berbagai dinasti silih berganti menjadi penguasa di China atau Tiongkok.

Namun kekuasaan kaisar di China mulai goyah pada awal abad ke-20, terutama setelah kekalahan Dinasti Manchu dalam Perang Candu melawan Inggris.

sejarah revolusi china runtuhnya dinasti manchu

A. Latar Belakang Revolusi China

1. Dinasti Manchu adalah dinasti asing
Dari zaman kuno hingga 1912, Tiongkok selalu diperintah oleh dinasti-dinasti (raja-raja dari satu keturunan). Dinasti yang terakhir adalah Dinasti Manchu atau Dinasti Qing (1644-1912). Dinasti ini dianggap asing oleh bangsa Tionghoa, karena dinasti ini bukan keturunan bangsa Tionghoa. Dinasti Manchu berasal dari Machuria, yaitu daerah yang berbatasan dengan Tiongkok Utara. 

Dibawah dinasti ini, Tiongkok (China) diperintah dengan cara- cara yang kolot. Tiongkok adalah negara yang tertutup rapat-rapat bagi bangsa asing yang dianggapnya lebih rendah dan belum beradab (barbar) daripada bangsa Tinghoa. Adanya anggapan bahwa Dinasti Manchu adalah dinasti asing ini menjadi salah satu pendorong rakyat Cina untuk melawan Kaisar Ratu Tze Syi/Ci-xi (Kaisar Terakhir Dinasti Manchu).

2) Rasa Malu dalam Kekalahan Perang Candu (1839-1843)
Inggrislah yang pertama kali berjasa membuka Tiongkok bagi orang asing. Jalan yang dipakai adalah “Jalan Candu”. Sejak tahun 1800 Inggris menyeludupkan candu kedalam Tiongkok. Segera perdagangan candu gelap merajalela di Tingokok. Rakyat menjadi korban tetapi Inggris mendapat supaya candu diberantas. Di kota kanton sebagai pusat candu, 20.000 peti candu Inggris seharga $90.000.000 dibakar habis. 

Inggris marah dan Angkatan Lautnya menyerang Nanking. Tiongkok kalah dan menandatangani Perjanjian Nanking tahun 1842, yang isinya :
  • Lima pelabuhan Tiongkok dibuka untuk perdagangan asing (disebut Treaty Ports)
  • Inggris mendapatkan Hongkong (1842)
  • Inggris mendapatkan hak ekstratitorial (kemudian negara-negara lainnya minta juga)
Perjanjian Nanking berarti awal pembukaan Tiongkok untuk dunia luar. Pembukaan Cina bagi dunia luar dianggap merupakan tanda kelemahan pemerintahan Ratu Tze Syi.

3) Keinginan untuk Membangun Masyarakat Baru yang Bahagia 
Hung-Siu-Tsjwan adalah seorang Tionghoa yang beragama masehi. Menurut Hung-Siu-Tsjwan, agamanya mengajarkan bahwa masyarakat Masehi pertama dibawah pimpinan Petrus merupakan masyarakat yang sosialistis, dimana berlaku sama rata sama rasa. Hung-Siu-Tsjwan ingin mendirikan Tiongkok yang sangat menderita itu, menjadi suatu masyarakat Masehi zaman Petrus itu. Oleh karena itu Hung-Siu-Tjwan menggalakkan pertanian dan memajukan kemiliteran yang memegang disiplin dan tanggung jawab yang tinggi. Hung-Siu-Tjwan bergerak melawan Kaisar Manchu dan bangsa asing.

4) Paham Moderanisasi Tiongkok Selatan
Di Tiongkok Selatan telah masuk dan meresap faham baru dari Barat. Menurut mereka, pemberontakan bukan satu-satunya jalan untuk membebaskan diri dari bangsa asing. Bangsa asing terbukti lebih kuat karena lebih maju. Jika ingin mengusir bangsa asing dari Tiongkok jalan yang harus dipakai adalah memodernisasi Tiongkok agar dapat mengimbangi kekuatan asing.

B. Jalannya Revolusi China

1) Perang Tiongkok - Inggris / Perancis (1856-1860) 
Sebab-sebab:
  • Kapal Tiongkok dengan bendera Inggris ditahan
  • Pendeta Perancis dibunuh di Kwangsi karena tidak punya surat izin masuk Tiongkok.
Dalam perang ini Tiongkok kalah. Terjadilah perjanjian Peking, 1860, yang isinya:
  • Treaty Ports ditambah dengan 11 pelabuhan lagi (jadi 16 pelabuhan)
  • Jawatan bea dan cukai dipegang oleh badan Internasional (Inggris, USA, dan Perancis)
  • Di Peking (Kota istana kaisar Tiongkok tertutup bagi bangsa asing) ditempatkan seorang duta besar Inggris
Dengan perjanjian Peking ini Tiongkok seluruhnya telah dibuka lebar-lebar bagi seluruh dunia. Kemudian timbullah daerah-daerah konsesi yang merupakan sarang bangsa asing yang setiap waktu dapat menerkam Tiongkok. (contoh : Jepang mulai menyerang Tiongkok dari daerah-daerah konsesinya dalam tahun 1937). Bagi kedaulatan Tiongkok daerah konsesi ini berarti pengurangan kedaulatan

2) Pemberontakan Taiping (1850-1864) 
Sebab-sebab:
  • Pemerintahan Kaisar Mansyu lemah terhadap bangsa asing
  • Kemiskinan rakyat jelatan yang disebabkan oleh pemerintah feodal Mansyu
  • Keinginan yang timbul diantara rakyat untuk membangun masyarakat yang bahagia
Pemimpin pemberontakan T’aiping adalah Hung Siu Swam yang menginginkan Tiongkok menjadi masyarakat yang sosialis, dimana berlaku “sama rata sama rasa”. Program Hung Siu Swan adalah :
  • Bahan makanan, uang, pakaian dijadikan milik bersama. Milik perorangan tidak boleh. Pertanian dikerjakan bersama.
  • Tentara harus memegang teguh kesusilaan, tidak boleh mabuk, merokok, menghisap candu, atau mengganggu keamanan rumah tangga. Kenaikan pangkat dalam ketentaraan tidak ditentukan oleh atasan tetapi oleh prajurit yang mengusulkannya kepada atasan.
Pada tahun 1851, Hung Siu Swan memulai pemberontakannya melawan kaisar Mansyu dan bangsa asing. Awalnya ia mendapatkan kemenangan karena tentaranya yang memegang teguh disiplin dank arena rakyat yang tertarik dengan program-programnya. Nanking dapat direbut. 

Namun setelah itu Hung Siu Swan mulai menemui kekalahannya karena lupa dengan tujuan dan cita-cita semula; tentaranya mulai kehilangan disiplin, mabuk kemenangan, dan merajalela dimana-mana, keadaan menjadi kacau balau. Hung Siu Swan memproklamasikan dirinya sebagai raja dari kerajaan Sorga dan Damai Abadi (T’aiping Tin Kuo). Setelah itu tentara Tai Ping menyerbu ke Utara untuk memukul kaisar Manchu di Peking. Tiensin jatuh ke tangan Tai Ping dan Peking terancam. 

Bangsa asing di Peking (mereka ini baru saja memenagkan Peking dari tangan Manchu dengan perjanjian yang sangat menguntungkan itu) merasa terancam dan akan kehilangan segalanya jika pasukan Tai Ping menang. Karena itu, bangsa asing membentuk tentara sukarela dibawah Jenderal Ward dan Gordon. Bersama-sama dengan tentara Kaisar Manchu mereka melawan Tai Ping dan berhasil merebut kembali Nanking. Hu Siu Sywan bunuh diri. Kemudian pertempuran terjadi di Sungai Yang-Tse, tentara Tai Ping menenumui kekalahan lagi dan pemberontakan dapat ditindas.

Arti Pemberontakan Tai Ping:
  1. Merupakan pemberontakan sosial (Revolusi Sosial) asli dari Tiongkok yang lepas dari pengaruh sosialisme Barat
  2. Paham komunisme yang timbul di Tiongkok untuk pertama kali
  3. Merupakan pelopor dari Mao Tse Tung dengan Kung Can Tang (Partai Komunis Tiongkok). Apa yang dijalankan Mao Tse Tung sangat mirip dengan apa yang dijalankan Hung Syu Swam dalam Tai Ping Tin Kuo (pembagian tanah, tentara yang bersopan santun terhadap rakyat jelata, dsb)
3) Perang Jepang - Tiongkok (1896 - 1895)
Sebab-sebab:
  • Jepang ingin menduduki Korea
  • Korea adalah yang pada resminya merupakan Negara vassal dari Tiongkok. Korea sendiri merupakan kerajaan yang pada hakekatnya merdeka penuh. Pada tahun 1892, timbullah perebutan kekuasaan di Korea, kedutan Jepang di sana ikut diserang. Kejadian ini dipergunakan Jepang untuk menyerbu Korea. Tiongkok protes karea Korea adalah wilayahnya. Timbullah perang Jepang – Tiongkok.
Jalan Perang:
Tentara Tiongkok dengan mudah dipatahkan oleh tentara Jepang yang sudah modern itu. Kekalahan ini ditebus dengan perjanjian Shimonoseki (1895). Yang isinya:
  • Jepang mendapatkan Port Arthur
  • Jepang mendapatkan Taiwan (Formosa)
Rusia, Jerman, Perancis protes dan mengancam Jepang. Jepang dipaksa menyerahkan Port Arthur. Kemudian:
  1. Jepang menyewa Kiatsou
  2. Perancis menyewa Kwang Tsu Wan
  3. Inggris menyewa Wei Ha Wei
  4. Rusia menyewa Port Arthur
Tindakan Negara-negara besar ini dianggap penghinaan bagi Jepang. Jepang ingin membalas dendam, terutama kepada Rusia. Ini merupakan salah satu sebab perang Rusia – Jepang (1905 nanti).

Perang Jepang- Tiongkok membuktikan kelemahan Kaisar Manchu. Perang ini untuk Tiongkok membawa akibat:
  • Kekecewaan rakyat terhadap Kaisar Manysu yang lemah
  • Kebencian terhadap Jepang
4) Pemberontakan Boxer (1900 - 1901) 
Sebab-sebab:
Rakyat Tiongkok membenci bangsa asing yang terbukti hanya mengacau Tiongkok saja, karena itu ingin membersihkan tanah airnya dari bangsa dan pengaruh asing. Gerakan untuk membersihkan bangsa asiang ini timbul di Tiongkok Utara dan menamakan diri “ Tinju Keadilan. Semua anggotanya memahirkan diri dalam silat untuk membinasakan bangsa asiang. (oleh bangsa asing silat ini dipandang sebagai boxen karena itu pemberontakan ini disebut Boxer Rabellion atau Pemberontakan Boxer).

Ratu Tze Syi (Wali dari Kwang Syu, kaisar resmi Tiongkok) atas anjuran jenderalnya, Yuang Sih Kai seorang warlord yang terbesar, membantu gerakan boxer ini karena ingin melepaskan kerajaannya dari pengaruh asing. Di Peking pemberontakan berkobar. Duta besar Jerman di Peking dibunuh dan kedutaan asing lainnya diserang. 

Tentara asing menerobos dari mana-mana ke Peking dibawah komando Jenderal Von Waldersee. Peking diduduki dan pemberontakan Boxer ditindas dengan kejam. Ratu Tze Syi menyerah dan menandatangani Boxer Protocol (1902). Tiongkok diharuskan membayar kerugian perang kepada bangsa asing sebesar $ 738.000.000.

Akibat Pemberontakan Boxer adalah:
Ratu Tze Syi telah dapat dilemahkan. Kekuasaannya jatuh ke tangan bangsa asing. Tiongkok tergantung dari belas kasihan bangsa asing. Mereka kemudian berniat akan membagi-bagi Tiongkok diantara mereka. Ini berarti habisnya riwayat Tiongkok sebagai Negara merdeka. 

Amerika protes terhadap pembagian Tiongkok ini, karena ini berarti akan adanya monopoli oleh bangsa asing pemenang pemberotakan Boxer. Amerika menuntut supaya Tiongkok tetap dijalankan “open Door Policy” bagi seluruh dunia. Pembagian Tiongkok tidak boleh terjadi. Ratu Tze Sye sadar bahwa bangsa asing tidak dapat ditolak dengna kekerasan senjata, karena Tiongkok sendiri masih lemah. Jika Tiongkok tidak mau dijajah, maka Tiongkok harus mempunyai kedudukan yang kuat dan ini dapat dicapai dengan jalan modernisasi Negara Tiongkok. Ratu Tze Syi melakukan tindakan:
  1. Akan disusun UUD
  2. Ujian pegawai negeri dengan cara-cara kuno dihapuskan diganti dengan cara modern
  3. Sekolah-sekolah didirikan dan mengirim para pemuda berbakat ke luar negeri
  4. Pemberantasan pemakaian candu
Tetapi sayang, semua ini terlambat. Kebencian rakyat terhadap Manchu sudah begitu mendalam. Sebelum Ratu Tze Tyi menjalankan pembaharuannya, ia wafat di tahun 1908. Yang menggantikannya seorang kaisar yang masih kecil yaitu Pu Yi (usia 2 tahun). Sementara itu, Yuan Shih Kai dipecat tahun 1908. Keadaan menjadi kacau balau, orang-orang berebut kedudukan dan korupsi merajalela. Keadaan genting, pemerintah kembali memanggil Yuan Shih Kai untuk menyelamatkan pemerintahan Manchu.

5) Revolusi Nasional Tiongkok (10-10-1911) 
Sebab umum:
a. The New Learning
Dengan masuknya bangsa kulit putih, masuklah juga faham-faham Barat.. faham-faham Barat ini merasuk ke dalam jiwa para pelajar dan timbullah angkatan baru yang berfaham modern.

b. Timbulnya nasionalisme
Rakyat Tiongkok sangat kecewa terhadap pemerintahan Manchu yang kolot (ratu Tze Syi mula-mula menangkapi semua orang yang ingin mengadakan pembaharuan seperti kaisar Kwang Syu, yang pada tahun 1808 hendak mengadakan pembaharuan secara modern (pembaharuan kaisar Kwang Syu 1898 yang gagal ini disebut the hundred days of reform) dan yang berakhir dengan penangkapan Kwang Syu oleh Ratu Tze Syi. 

Ketika Ratu Tze Syi sesudah pemberontakan Boxer mengadakan pembaharuan, maka ini sudah terlambat. Pemerintahan Manchu yang lemah adalah dalam perang Jepang-Tiongkok (1894-1895), Tiongkok dengan mudah dapat dikalahkan oelh Jepang. Dalam perang Rusia – Jepang (1904-1895) yang terjadi dalam daerah Tiongkok (manyuria, Korea, Shantung), Tiongkok tidak berani protes. 

Kekecewaan ini akhirnya menjelma menjadi kebencian yang menginginkan lenyapnya pemerintahan Manchu yang merupakan pemerintahan asing bagi rakyat Tiongkok. Tiongkok untuk Tiongkok, timbullah nasionalisme Tiongkok. Kemenangan Jepang atas Ruis 1905 memperkuat semangat nasionalisme Tiongkok, karena terbukti bangsa Timur dapat mengalahkan bangsa Barat, jika sama dalam kemajuannya.

Sebab khusus:
Beberapa orang Tionghoa kaya meminta izin kepada pemerintah Mansyu untuk membuka jalan kereta api di Sze Cwan. Permintaan ditolak bahkan izin itu diberikan kepada kongsi gabungan bangsa asing (kepada Brithis-French-German-American Consortum). Rakyat Tiongkok marah dan pada tanggal 10-10-1911 meletuslan Revolusi di Wunchang. Pemerintahan Mansyu jatuh. Republic Tiongkok lahir.

6) Utara dan Selatan
Tanggal 10-10-1911 revolusi nasional meletus di Wuchang dan dr Sun Yat Sen memproklamasikan Republik Tiongkok. Republik Tiongkok ini hanya meliputi Tiongkok Selatan (pusatnya Kanton). Tiongkok Utara (pusatnya Peking) masih dikuasai oleh pemerintahan Manchu (Kaisar Pu Yi – Yuan Shih Kai). Dengan ini Tiongkok terbagi atas dua bagian Utara dan Selatan.

Utara:
  • Dikuasai oleh warlord (kaisar Pu Yi masih kecil jadi pemerintahan dipegang oleh warlord yaitu Yuan Shih Kai). Warlord atau Tutsun adalah jenderal yang punya tentara sendiri, tidak mau tunduk kepada pemerintahan negara. Bertindak menurut kehendaknya sendiri sebagai raja daerah yang dikuasainya. Warlords saling bertempur berebut kekuasaaan. Warlord terkenal adalah Yuan Shih Kai di Peking. Chan Tze Lin di Mansyuria. Yu Pei Ju dan Feng Yu Hsiang di Tiongkok Tengah.
  • Setelah Dinasti Manchu jatuh pada resminya presiden Tiongkok ialah berkedudukan di Peking. Pada prakteknya presiden hanya boneka dalam tangan warlord saja (kecuali yuan Sih Kai).
  • Masyarakat sangat feodal dan reaksioner. Selalu kacau karena peperangan yang dijalankan oleh warlord, Tani sangat menderita.
Selatan:
  • Dikuasai kaum nasionalis dibawah dr Sun Yat Sen.
  • Tiongkok Selatan yang pertama-tama berhubungan dengan dunia luar. Sehingga pengaruh faham Barat sangat kuat di sini. Oleh karena itu orang-orang Selatan bersifat progresif dan borjuis. Dari Selatanlah nanti datangnya pembaharuan Tiongkok. Komunisme tidak kuat di Selatan, hingga Mao-Tse Tung sampai pindah (long March) dari Selatan ke Utara.
7) Revolusi Oktober

10-10-1911:
Revolusi Nasional meletus, Republik Tiongkok lahir. Dr Sun Yat Sen menjadi presiden pertama untuk Republik Tiongkok yang hanya meliputi Tiongkok Selatan. Utara tetap dikuasai Manchu dan warlord yang menentang Selatan.

1912:
Yuan Shih Kai yang mengemban amanat dari Kaisar Pu Yi untuk menyelamatkan kerajaan Mansyu dari ancaman Republik Tiongkok nya Sun Yat Sen, berbalik dan berunding dengan dr. Sun Yat Sen untuk menurunkan dan melenyapkan kerajaan Manchu untuk membentuk suatu Republik Tiongkok untuk seluruh Tiongkok, dengan syarat Yuan Shih Kay lah yang menjadi presidennya. Dr Sun Yat Sen menerima syarat ini untuk kepentingan persatuan Tiongkok.

Hasilnya:
  • Yuan Shih Kay menurunkan Pu Yi dari tahta (12 Februari 1912)
  • Republik Tiongkok sekarang meliputi seluruh Tiongkok
  • Dr Sun Yat Sen mengundurkan diri sebagai presiden
  • Yuan Shih Kay menjadi presiden
Dr Sun Yat Sen mengundurkan diri ke Kanton dan pada 1 Agustus 1912 mendirikan Kuo Min Tang (Partai Nasionalis) untuk melaksanakan San- Min-Chu – I dan menjaga tetap berlangsungnya Republik Tiongkok yang nasionalis, demokratis, dan sosialistis. Yuan Shih Kay mengangkat jenderal-jenderalnya sebagai gubernur-gubernur di beberapa daerah di Tiongkok, gubernur militer inilah yang nanti setelah Yuan Shih Kay meninggal akan saling berperang berebut kekuasaan. Menimbulkan banyak kesengsaraan rakyat Tiongkok.

1913:
Yuan Shih Kay memerintah sebagai diktator. San Min Chu I dikesampingkan. Dr Sun Yat Sen dengan Kuo Min Tang melakukan pemberontakan, tetapi kalah. Kuo Min Tang dilarang dan pengikut-pengikutnya dibinasakan. Dr Sun Yat Sen lari ke Sang Haai dan bersembunyi di daerah konsesi Perancis.

1914:
Perang Dunia I meletus. Perhatian bangsa Barat dipusatkan ke Eropa. Jepang Tahu tentang hal itu. Bagi Jepang kesempatan baik untuk masuk dan menguasai Tiongkok. Untuk itu Jepang memihak sekutu.

1915:
Jepang mengajukan 21 tuntutan kepada Tiongkok, antara lain:
  • Shiantung dipinjamkan kepada Jepang
  • Jepang merdeka bertindak di Manchuria
  • Pertambangan di Tiongkok harus dikerjakan oleh Tiongkok dan Jepang
  • Tiongkok tidak boleh meminjamkan sesuatu pelabuhan di sepanjang pantai Tiongkok kepada Negara lain kecuali Jepang
  • Pemerintah Tiongkok harus mengguankan penasehat-penasehat Jepang dan kepolisian di Tiongkok harus dijalankan bersama oleh Tiongkok Jepang.
Tuntutan yang menghina Tiongkok ini diajukan oleh Jepang pada tanggal 4 Mei 1915. Yuan Shih Kay menerimanya. Dengan ini Tiongkok menjadi setegah jajahan Jepang. 4 Mei 1915 ini dianggap oleh rakyat Tiongkok sebagai hari celaka. Pada tahun 1915 ini juga Yuan Shih Kay menghianati Republik Tiongkok dengan memproklamasikan dirinya sebagai Kaisar Tiongkok. Rakyat gelisah. Takut akan pemberontakan, ia kemudian menarik kembali proklamasi ini.

Demikian postingan tentang "Revolusi China: Runtuhnya Dinasti Manchu dan Berdirinya Republik China".

Semoga bermanfaat. Salam pendidikan!!!

Sumber:
  • Modul Sejarah Peminatan Kelas XI SMA, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Posting Komentar untuk "Revolusi China: Runtuhnya Dinasti Manchu dan Berdirinya Republik China"