Materi Akar-akar Nasionalisme di Indonesia: Pengaruh dari Dalam dan Luar - Sejarah Kelas 11 SMA
Materi Akar-akar Nasionalisme di Indonesia - Postingan kali ini mempelajari tentang akar-akar nasionalisme di Indonesia. Nasionalisme dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri. Secara etimologi, nasionalisme berasal dari kata “nasional” dan “isme” yaitu paham kebangsaan yang mengandung makna kesadaran dan semangat cinta tanah air, memiliki kebanggaan sebagai bangsa, atau memelihara kehormatan bangsa, memiliki rasa solidaritas setanah air, persatuan, dan kesatuan.
Perasaan sangat mendalam akan suatu ikaan yang erat denan tanah tumpah darahnya, dengan tradisi – tradisi setempat, dan penguasa resmi dengan kekuatan yang berbeda sepanjang sejarahnya.
SEJARAH LAHIRNYA NASIONALISME
Nasionalisme makin lama makin kuat peranannya dalam membentuk semua segi
kehidupan, baik yang bersifat umum dan pribadi. Dahulu orang ditujukan bukan
untuk negara bangsa, melainkan berbagai macam bentuk kekuasaan sosial,
organisasi politik atau feodal, kesatuan ideologi seperti klan, suku, dinasti,
gereja atau golongan keagamaan.
Bila kita menarik waktu pada masa, nasionalisme muncul di Eropa dalam
peralihan masyarakat agraris menuju masyarakat industri. Masa peralihan ini
pada abad ke 18, yakni didahului oleh lahirnya liberalisme dan kapitalisme
yang muncul dari Revolusi Industri ke Revolusi Prancis. Untuk menambah
pemahaman tentang kedua revolusi tersebut bisa membacanya dari berbagai sumber
baik teks maupun internet. Dari kedua paham itu, maka nasionalisme yang muncul
disertai dengan masyarakat bercorak industri-kapital sehingga melahirkan
kolonialisme dan imperialisme.
Lain halnya dengan di Eropa, pada bagian kawasan bumi lainnya yakni
nasionalisme di Asia – Afrika memiliki perbedaan dalam kemunculannya.
Nasionalisme yang lahir di Asia – Afrika merupakan reaksi terhadap
imperialisme dan kolonialisme bangsa barat. Dengan demikian, nasionalisme
menjadi gerakan untuk menentang imperialisme dan kolonialisme. Dari penjelasan
diatas, kalian bisa menganalisis perbedaan munculnya nasionalisme.
Lahirnya kesadaran nasional dan tumbuhnya jiwa nasionalisme bangsa Indonesia
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar.
Faktor dari dalam nasionalisme bangsa Indonesia
1. Adanya kesamaan nasib akibat imperial dan kolonialisme
Muncul dan berkembangnya imperialism didunia membawa perubahan yang sangat
besar dalam kehidupan masyarakat, khususnya di wilayah Indonesia. Pelaksanaan
imperil dan kolonial diwilayah Nusantara menimbulkan kesengsaraan dan
penderitaan bagi bangsa Indonesia.
Praktik eksploitasi yang dilakukan tidak
hanya meraup keuntungan sebelah pihak namun juga tidak memberikan pribumi
untuk memperbaiki kehidupan. Sehingga semakin terpojoknya bangsa Indonesia
akan menjadi pendorong munculnya perlawanan dari pihak Indonesia.
BACA JUGA: Materi Sejarah PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa): Latar Belakang, Asas, Tujuan, dan Badan Utama
2. Kenangan kejayaan masa lalu
Sebelum kedatangan bangsa Eropa ke wilayah Nusantara, terdapaat banyak
kerajaan yang besar dan jaya seperti Kerajaan Sriwijaya sebagai kerajaan
maritim yang menguasai jalur pelayaran dan perdagangan Malaka.
Bahkan kerajaan
ini mampu meluaskan wilayah kedaerah negara Asia Tenggara lainnya. Sriwijaya juga pernah menjadi pusat perdagangan dan bahkan penyebaran agama Buddha
di Asia Tenggara.
Sejarah bangsa Indonesia juga memiliki Kerajaan Majapahit dengan Raja
Hayam Wuruk dan dibantu oleh Patih Gajah Mada menjadi kerajaan yang hampir
menguasai seluruh wilayah nusantara. Tentunya ini menjadi penyemangat bagi
bangsa yang sedang menderita dibawah kolonialisme yang dilakukan oleh bangsa
barat pada saat itu.
3. Munculnya Kaum Terpelajar
Sebagai jawaban dari faktor diatas, maka setelah penerapan politik etis maka
muncullah para cendikiawan. Perbaikan pendidikan ditanah jajahan melahirkan
para pemikir dan penggerak menuju kemerdekaan.
Melalui pergerakan organisasi
baik sosial dan politik para pemuda terpelajar ini memimpin jalannya
perjuangan. Pergerakan pelajar ini tak lagi kedaerahan melainkan mulai
menyatukan perjuangan dan suara dalam kongres pemuda. Hal ini menjadi bagian
awal tumbuhnya nasionalisme di Indonesia.
4. Kemajuan dalam bidang politik, sosial-ekonomi, dan kebudayaan
Nasionalisme
di Indonesia juga terpengaruhi oleh berkembangnya dalam bidang politik, yakni
munculnya gerakan dan partai yang didirikan oleh kaum terpelajar untuk
perlahan merubah haluan dominasi kekuasaan kolonialisme di Indonesia.
Praktik
kolonial ini seringkali diwarnai dengan politik pemerintahan Hindia Belanda
yang ketat dan kejam. Selain itu penyalahgunaan kekuasaan dan hak asasi
manusia menambah rasa untuk segara mencapai kemerdekaan. Munculnya gerakan dan
partai dalam masa pergerakan menjadi saluran aspirasi rakyat.
Pada bidang sosial-ekonomi, yakni penghapusan kebijakan ekonomi tanam paksa
yang kemudian dialihkan dan dibukanya investor asing untuk membuka
perusahaannya di tanah jajahan. Sehingga dengan adanya perubahan kebijakan ini
pribumi diberikan kebebasan dan kerjasama dengan perusahaan. Diharapkan akan
memperbaiki ekonomi pribumi dan mengubah pola pikir dari hanya bertahan hidup
menjadi masyarakat yang memikirkan negara dan bangsa.
Bidang kebudayaan, banyaknya kebudayaan yang hilang dan mulai berkurang pada
masa kolonial membuat para pejuang dibidang ini bergerak bagaimana untuk melestarikan dan menyatukan suara untuk tetap berpegang teguh dalam cita cita
menggapai kemerdekaan.
Rasa nasionalisme mereka tumbuh bersama dengan
berkembangnya tiga bidang yang dijelaskan diatas. Mulai dari nasionalisme
kedaerahan lalu mengarah pada keseluruhan wilayah untuk menyatakan
kemerdekaan.
Faktor dari luar nasionalisme bangsa Indonesia
Pengaruh dari luar negeri yang cukup besar perannya dalam mempercepat
pergerakan politik di Indonesia diantaranya, kemenangan Jepang atas Rusia,
Pergerakan Kebangsaan India, Pergerakan Nasional Filipina, Gerakan Nasionalis
Cina, Gerakan Nasionalis Turki dan Gerakan Nasionalis Mesir.
1. Kemenangan Jepang terhadap Rusia
Modernisasi Jepang telah membawa banyak perubahan terhadap perkembangan negeri
dan bangsa Jepang di dunia Internasional pada masa itu. Jepang mengalami
kemajuan dengan begitu cepat dalam segala bidang kehidupan.
Penyerangan Jepang
terhadap wilayah Manchuria membuat Jepang berhadapan dengan Rusia, dan
ternyata kemenangannya membawa dampak begitu besar terhadap bangsa-bangsa
Asia, terutama Indonesia. Bangsa Asia mulai bangkit menentang penjajahan
Barat, begitu pula di Indonesia.
Bangkitnya nasionalisme di Asia yang dianggap sebagai reaksi terhadap
imperialise (penjajahan) atau nasionalisme itu merupakan jawaban bangsa Asia
atau Indonesia terhadap tantangan Barat. Bangkitnya nasionalisme di Indonesia
tidak dapat dipisahkan dari bangkitnya nasionalisme di Asia.
Namun timbulnya
pergerakan nasioal itu tidak hanya disebabkan oleh pengaruh-pengaruh dari luar
Indonesia saja seperti misalnya karena pengaruh kemenangan Jepang atas Rusia
tahun 1905 saja, tetapi juga karena reaksi bangsa Indonesia terhadap kolonial.
2. Pergerakan Kebangsaan India
Upaya bangsa India dalam menghadapi penjajahan Inggris salah satunya adalah dengan cara mendirikan organisasi kebangsaan yang dikenal dengan nama All
India National Congres.
Organisasi ini bertransformasi menjadi organ
nasionalisme penting di India setelah tahun 1900 dimana terpecah menjadi dua
kubu, yaitu kubu militan dan moderat; militan lebih menekankan pada strategi
revolusioner dan kegiatan paramiliter dan moderat, diisi kaum intelektual
berpendidikan Barat lebih menekankan pada strategi nir-kekerasan.
Di dalam
organisasi ini berisi intelektual berpendidikan Barat yang membawa
nasionalisme populer di kalangan rakyat India, seperti Mahatma Gandhi,
Jawaharlal Nehru, Moh. Ali Jinnah, Rajendra Prasad, Chakravarti
Rajagopalachari.
Mahatma Gandhi menerapkan ke empat ajarannya yaitu ahimsa (melawan tanpa
kekerasan), hartal (mogok kerja), satyagraha (tidak mau bekerjasama dengan
pihak asing) serta swadeshi (tidak mau memakai produk luar negeri) untuk
melawan atau mengusir penjajah Inggris yang telah membuat rakyat India menjadi
sengsara.
Gagasan nasionalisme humanistis Gandhi kemudian menyulut api
perjuangan nasionalisme yang yang berkorbar di Asia-Afrika pada awal abad
ke-20, terutama di Indonesia.
3. Gerakan Kebangsaan Filipina
Gerakan kebangsaan Filipina dikobarkan oleh tokoh pergerakan bernama Jose Rizal dengan tujuan untuk mengusir penjajahan Spanyol dari wilayah Filipina.
Di antara para intelektual pemikir reformasi Filipina, Jose Rizal adalah yang
paling menonjol.
Ia adalah seorang dokter, sastrawan, dan telah menjadi salah
satu perintis gerakan nasionalisme Filipina. Meski diyakini tak pernah secara
langsung menganjurkan kemerdekaan Filipina, tetapi karya tulisan Rizal di
surat kabar dan novel banyak bicara soal kritik terhadap Spanyol dan bicara
soal reformasi sosial dan politik.
Nasionalisme tersebut memberikan pemikiran tentang tuntutan kemerdekaan bagi
Filipina. Akan tetapi tidak hanya di Filipina, perjuangan Jose Rizal
memberikan pengaruh membangkitkan nasionalisme di beberapa negara Asia
Tenggara.
Munculnya semangat tersebut merupakan nasionalisme pertama di Asia
Tenggara.Termasuk sebagai salah satu faktor ekstern dari penggerak
nasionalisme di Indonesia, hal ini disebabkan Filipina sudah mendapatkan
pendidikan modern tertua di luar Eropa yaitu Spanyol.
4. Gerakan Nasionalis Rakyat Cina
Pergerakan Nasionalis rakyat Cina dipimpin oleh Dr. Sun Yat Sen. Dr. Sun Yat
Sen yang lahir pada 1866, dikenal sebagai Bapak Republik Cina. Pada masa
hidupnya, Cina berada di bawah monarki absolute dinasti Manchu.
Pada masa itu
Cina digambarkan sebagai negara yang miskin, selalu dilanda peperangan antara
para aristokrat (warlordism) yang menambah kesengsaraan rakyat. Bencana alam
seperti meluapnya sungai-sungai besar dan menghancurkan daerah-daerah
pertanian juga menambah kesengsaraan rakyat.
BACA JUGA: Revolusi Rusia 1917: Latar Belakang, Jalannya Revolusi, dan Dampaknya bagi Bangsa Indonesia
Di samping itu rakyat tidak
mempunyai kebebasan dan keadilan. Hal-hal yang seperti itu telah menggerakkan
beberapa orang untuk memper- baiki nasib rakyat dan membentuk pemerintahan
yang tidak despotik. Diantara mereka adalah Sun Yat Sen yang mengenal
pendidikan Barat. Sun Yat Sen sadar bahwa pemerintahan despotik sudah harus
diakhiri kalau ingin memperbaiki nasib negara dan rakyat.
Dasar perjuangan yang dikemukakan oleh Sun Yat Sen adalah San Min Chu I yang
terdiri dari:
a) Republik Cina adalah suatu negara nasional Cina
b) Pemerintah Cina disusun atas dasar demokrasi atau kedaulatan berada di
tangan rakyat
c) Pemerintah Cina mengutamakan kesejahteraan sosial bagi rakyatnya
5. Pergerakan Turki Muda
Gerakan Turki Muda di Turki dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha pad 1908. Ia menuntut adanya pembaharuan dan modernisasi di segala sektor kehidupan
masyarakatnya. Visi perjuangan Mustafa Kemal Pasha antara lain pemulihan
seluruh wilayah kekuasaan Ottoman, pembentukan Turki sebagai sebuah Republik
yang bebas dan berdaulat, sekuralisasi dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara, modernisasi seluruh bidang kehidupan Turki dan memerdekakan diri
dari bangsa asing.
6. Pergerakan Nasionalisme Mesir
Gerakan ini dipimpin oleh Arabi Pasha (1881-1882) dengan tujuan menentang kekuasaan bangsa Eropa terutama Inggris atas negeri Mesir. Kebangkitan
nasional Mesir ditandai dengan adanya pemberontakan Arabai Pasha (1881-1882).
Pemberontakan Arabi Pasha merupakan tonggak dari lahirnya nasionalisme Mesir.
Posting Komentar untuk "Materi Akar-akar Nasionalisme di Indonesia: Pengaruh dari Dalam dan Luar - Sejarah Kelas 11 SMA"